Lapangan Bola sebagai Laboratorium Kebhinnekaan
Cahaya dari Timur: Beta Maluku (Angga Dwimas Sasongko, Indonesia, 2014) Sani Tawainela, tukang ojek dari Tulehu, terperangkap di tengah kerusuhan saat berbelanja terigu di Ambon. Seorang bocah sama-sama berlindung, namun ia lalu meloloskan diri, meninggalkan kalung rantai di tangan Sani. Di rumah, menyimak berita di televisi lokal, Sani melihat si bocah ternyata tewas tertembak. Kamera mendekati tangan Sani yang meremas kalung rantai peninggalan si bocah. Ketika kerusuhan menjalar ke kampungnya, Sani terusik melihat bocah-bocah kecil berhamburan menontonnya, tak waspada kalau-kalau terkena celaka. Terpikir olehnya untuk melindungi mereka. Apa modalnya? Ah, rupanya tukang ojek ini dulunya pesepakbola andal, sempat ikut pelatnas PSSI U-15, namun gagal merintis karier sebagai pemain profesional. Ia pun menawari mereka berlatih bola. Anak-anak itu, yang mengenali kecakapan Sani menggocek bola, antusias menyambutnya. Dengan pembukaan yang amat efektif tersebut, "Caha...