Posts

Showing posts from March, 2011

Sepucuk Surat, Kuharap Kaubaca

Image
Aku ingin menulis, menulis dan menulis. Aku ingin ilham itu mengalir, menggerojok, menggelora. Aku ingin mengungkapkan perasaan-perasaan yang sebetulnya ingin diungkapkan suami pada isteri saat berdekapan setelah anak-anak pulas, namun selama ini perasaan-perasaan itu hanya berdesir-desir di ulu perutnya. Aku ingin membawamu menapaki dunia yang pernah kita telusuri dan yang belum pernah kita jelajahi, mengajakmu menciumi daun-daun basah segar yang akan menyergap rongga hidung, lorong tenggorokan, dan memenuhi kedua kantung paru-paru, mengangkat kita terbang mengejar Peter Pan dan Wendy, gentar kalau-kalau petualangan ini mesti segera disudahi. 1 Aku ingin menggambarkan garis-garis cahaya senja dan rangkaian awan yang senantiasa berubah-ubah di punggung gunung, lekuk-lekuk lembah, remang-remang hutan, gedebur ombak, lengkingan camar - warna-warna yang tak mungkin ditangkap oleh kamera digital sekalipun konon gambar mampu mewakili ribuan kata. Akankah kau membaca suratku? Aku tidak

Sendiri

Image
Hutan pinus Jumprit, Ngadirejo, Temanggung, Jateng 1. malam yang melayap sepi menggulung sendiri jauh di hati kangenku yayi senyummu merekah api tembang cengkerik lirih-lirih di matamu terlihat jirih rasa gelisah di dadaku menghampar merah mari sini kukecupi rikmamu wangi 2. membuka kinanti lantunan angin abadi mengusap rembulan wajahnya sendu lubang jauh di langit biru (di dadaku bersemayam rindu) gelanggang yang senyap kehilangan lagu gegap bocah malam berlari-lari tak peduli rembulan sunyi zaman ini tak untuk bernyanyi-nyanyi 3. paman doblang sayang dongengkan timun mas yang hilang di antara jerit walang bobok sendiri dekapan emak tak lagi menghangati aduh yayi ke mana pergi mau kucari 4. kudengar dercik kali bunyinya menyentuh hati mengalir jauh bergulir-gulir dibawa angin menuju desir berenanglah mandi di sini tapi bawa api di bawah dadap ada kabut merayap dinginnya, duh, subuh lindap 5. kembang-kembang liar warnanya merah

Untaian Rasa di “Lintasan Cinta”

Image
Berikut ini ulasan Prabawa Areta untuk kumpulan cerpen Lintasan Cinta : Mengurai Karakteristik dan Tradisi Jawa pada Kumpulan Cerpen Arie Saptaji Pada awal tulisan ini, saya mencoba melihat Arie Saptaji sebagai sosok yang  njawani , tercermin dari deskripsi latar dan situasi yang sangat dekat dan lekat dengan kehidupan kita di atmosfer Jawa. Nama lengkapnya Arie Saptaji Wahyu Widodo, lahir di Ambarawa pada tanggal 5 Juli 1969 dan sempat pula mengenyam pendidikan di FBS IKIP Yogyakarta. Cerpen pertamanya dimuat di majalah anak-anak pada tahun 1983. Cerpennya, Maskumambang , menjadi pemenang penghargaan dalam Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2006. Puisinya,  Keluarga Kecilku , meraih hadiah penghargaan dalam Lomba Cipta Puisi HUT I Fordisastra. Kumpulan Cerpen tentang Cinta, Keluarga, dan Persahabatan “ Lintasan Cinta ” terdiri atas  (1) 4 cerpen  Cinta  : yaitu Baur dan Sunyi, Lingkaran yang Koyak, Lintasan Cinta, dan Pilihan Mereka, (2)  3 cerpen  Keluarga  : yaitu Bulu-bulu dan C

Mencari Adik yang Hilang

Image
Judul: The Magician’s Elephant ( Gajah Sang Penyihir ) . Pengarang: Kate DiCamillo. Alih bahasa: Dini Pandia. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2009. Tebal: 148 halaman. Harga: Rp 25.000,00 Peter Augustus Duchene tinggal di kota Baltese. Ayah dan ibunya telah tiada. Ia hidup dengan Vilna Lutz, seorang mantan tentara tua. Menurut Vilna, Peter sebatang kara. Adiknya, Adele, juga sudah meninggal. Entah kenapa Peter tidak memercayainya. Ia ingin memastikan kebenaran itu. Suatu hari di alun-alun kota, ia bertemu dengan peramal yang memberitahukan bahwa adiknya masih hidup. Peter menanyakan, bagaimana ia bisa bertemu dengan adiknya. Apa jawab peramal itu? ”Gajah! Gajah itu akan membawamu ke sana!” Jawaban yang aneh! Karena tidak melihat ada gajah di situ, Peter jadi kian ragu-ragu. Siapa yang berbohong kepadanya? Peramal itu atau Vilna? Kate DiCamillo mendongengkan kisah Peter dalam novel terbarunya, The Magician’s Elephant ( Gajah Sang Penyihir ). Sebelumnya ia memenangkan Newberry Medal,

Pengalamanku Bekerja di SOHO

Image
Pekerjaan saya: penulis, penerjemah, penyunting. Kalau ditanya lebih lanjut di mana kantornya, saya akan menjawab: SOHO—small office home office . Ya, saya termasuk orang yang bekerja dan berkantor di rumah. Saya menulis baik secara bebas menurut dorongan pribadi maupun berdasarkan pesanan. Saya juga menerima pesanan menerjemahkan atau menyunting tulisan. Pesanan tulisan biasa dikirim melalui email atau telepon, dan saya mengerjakannya di rumah menurut tenggat. Begitu juga dengan penerjemahan dan penyuntingan. Saya menerima kiriman bahan yang perlu diterjemahkan atau disunting, bisa berupa hard copy bisa juga soft copy , dan saya mengerjakannya di komputer pribadi saya. Jadwal kerja saya tentu sangat fleksibel. Bisa begitu bangun tidur langsung ketak-ketik di depan komputer. Bisa juga mengantar anak ke sekolah atau istri ke pasar dulu, baru kemudian bekerja. Bisa tidur siang, lalu malamnya melembur. Pekerjaan sebenarnya juga bisa saya jinjing ke mana-mana. Hanya, sejauh ini say

Untung-Rugi Bekerja di Rumah

Image
Bekerja di rumah diperkirakan akan menjadi trend masa depan. Berkat kemajuan teknologi, ada banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah atau home office . Setelah krisis ekonomi yang mengakibatkan banyak karyawan di-PHK, tidak sedikit orang yang menjajal usaha di rumah ini, dan ternyata hasilnya tak kalah menjanjikan dari bekerja sebagai karyawan. Anda tertarik untuk bekerja di rumah? Aspek keuntungan dan kerugian berikut ini kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan. Keuntungan Bekerja di Rumah Keleluasaan pribadi. Anda leluasa mengontrol kehidupan kerja Anda menurut sasaran dan lingkungan Anda. Tidak ada atasan, dan tidak ada peraturan perusahaan yang mesti Anda patuhi. Waktu kerja Anda juga lebih luwes—bisa kerja sambil nonton, baca buku, atau nglembur tengah malam dan esoknya tidak terburu-buru bangun pagi. Bahkan, bila pekerjaan Anda bersifat online , Anda dapat membawanya ke mana saja. Hal-hal ini berpotensi mengurangi stres. Penghematan biaya. Modal relatif lebih k