Anatomy of a Javanese
Termangu-mangu di jalan: Terayun-ayun antara nrima ing pandum dan ora edan ora keduman. Ketika dipangku, mati. Ketika dihina, menahan diri mesem sambil mendesis: Titenana. Mengutamakan harmoni, guyub rukun memayu hayuning bawana. Namun, ketika daya tahan jebol, menggeram menerjang mengamuk menerkam. Menggulung lawan. Ketika Petruk duduk di takhta istana tidak serta-merta ia adalah Ratu. Lakone bubar. Keraton terguncang gara-gara tak tentu arah entah kapan tancep kayonnya. Takhta untuk rakyat belum sungguh sempat dinikmati begitu lekas berbalik kembali : rakyat untuk Takhta. Swarga belum tentu nunut. Neraka sudah pasti katut. Hana caraka. Nata bata tiba sanga. Bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap. O, Jagad Dewa Batara!