"betul-betul usil sampean, mas purnomo! 24 th lalu aku menulis puisi kayak ini? jadi bengong bacanya... enggak tahu mau ngomong apa. matur nuwun sanget, mas pur, sudah membongkar harta karun lama ini. dulu aku sempat koleksi hai-nya, tp sekian tahun yg lalu hilang menyedihkan entah ke mana." Bingung ini komentar apaan? Silakan simak sendiri artikel yang bagiku sangat mengejutkan, plus sangat menyejukkan ini: Dekapan emak tak lagi menghangati Gudang telah sesak. Ini berarti saya harus memilih kembali barang mana yang harus dibuang dengan pilu. Setumpuk kertas saya pilah-pilah. Selembar kertas yang telah berumur 24 tahun yang dulu saya robek dari sebuah majalah remaja membuat saya merenung. Sebuah puisi yang panjang, tetapi terasa singkat ketika dinikmati. Apa yang membuat saya menyimpan kertas puisi ini begitu lama? Cobalah Anda simak sendiri. SENDIRI 1. malam yang melayap sepi menggulung sendiri jauh di hati kangenku yayi senyummu merekah api tembang cengkerik lirih-lirih di...