Lumayan Seru, Tapi Tanpa Kesegaran Baru
Miss Peregrine's Home for Peculiar Children (Tim Burton, AS, 2016). Pertanyaan #1: Bagaimana rasanya jatuh cinta dengan pacar kakekmu (ya, pacar kakek, dan bukan nenekmu), yang berpenampilan seumuran kamu? Pertanyaan #2: Jika ada satu hari dalam hidupmu yang dapat kaujalani berulang-ulang, hari manakah yang kaupilih? Mengapa? Pertanyaan semacam itu meletik dalam benak saya ketika menonton Miss Peregrine's Home for Peculiar Children. Film terbaru Tim Burton ini diangkat dari novel berjudul sama karya Ransom Riggs. Saya belum membacanya. Saya berpegang pada pandangan bahwa film adaptasi yang baik mestinya mampu berdiri sendiri. Untuk menikmatinya, penonton tidak harus sudah akrab dengan materi asalnya. Film ini merupakan perpaduan antara kisah fantasi, misteri, dan fiksi ilmiah, khususnya soal manipulasi waktu dan lorong waktu. Jalinan kisah dibingkai dalam dinamika relasi antara kakek, ayah, dan cucu. Ada pula bumbu sekilas kisah cinta yang melibatkan itu tadi: seora...