Sikap Syukur yang Tak Mudah Padam
Dalam paradigma bersyukur, paling tidak ada dua perspektif. Pertama, bersyukur untuk segala keadaan. Kedua, bersyukur dalam segala keadaan. Ada perbedaan besar di antara keduanya. Bersyukur adalah suatu sikap religius. Istilah bahasa Inggrisnya, gratitude , berasal dari kata bahasa Latin gratus . Gratus mengacu pada sikap merepons rahmat dan kebaikan Tuhan dengan menggunakan pemberian-Nya tersebut sesuai dengan maksud Sang Khalik. Bagi orang yang bersyukur untuk segala keadaan, keadaaan yang baik dan keadaan yang buruk adalah keniscayaan yang terberi. Ia merengkuh semuanya. Keadaan-keadaan itu tak terelakkan dalam hidup ini, kita hanya perlu tabah menghadapinya. Memang sudah dari sononya, mau diapain lagi? Sudah takdir. Tak ada yang bisa dilakukan untuk mengubahnya. Suatu sikap yang fatalistik. Sebaliknya, orang yang bersyukur dalam segala keadaan menyadari bahwa ada keadaan yang dapat diubah dan ada pula yang tidak. Ada keadaan yang baik, adil, dan sesuai denga...