Tiga Jalan Hidup: Menentukan Jalan Sendiri (Bagian 2 dari 6 Tulisan)
Sangat disayangkan, manusia terjatuh ke dalam dosa dengan melanggar
perintah Allah, seperti yang dikisahkan dalam Kejadian 3:1-7. Bagian Alkitab
ini menceritakan bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa, yaitu dengan
perantaraan penggodaan Iblis (ular). Iblis menggoda manusia untuk melanggar
perintah Tuhan Allah dengan menimbulkan: keragu-raguan (ayat 1), ketidakpercayaan
(ayat 4-5), dan keinginan (ayat 6). Segera
setelah keinginan timbul, menyusullah pelanggaran.
Pokok persoalannya ialah ”menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan
yang jahat." Makhluk bergantung kepada Khaliknya di dalam hal menentukan
hal yang baik dan hal yang jahat. Yang berhak menentukan mana yang baik dan
mana yang jahat hanyalah Tuhan Allah sebagai Pencipta dan Pemberi Hukum,
sedangkan manusia hanya wajib mengamininya. Yang disebut baik oleh Tuhan Allah
harus dianggap baik oleh manusia, dan sebaliknya yang disebut jahat oleh Allah
harus dianggap jahat oleh manusia. Akan tetapi, dengan ”ingin menjadi seperti
Allah,” manusia ”ingin menentukan sendiri mana yang baik dan mana yang jahat.”
Ketika manusia memutuskan untuk makan buah pengetahuan, ia bukan bertindak
seperti orang yang kerasukan setan. Ia bukan bertindak tanpa menyadari apa yang
dilakukannya. Sebaliknya, ia mengambil keputusan secara bebas untuk menjadi
seperti Allah. Berdasarkan peristiwa itu kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
hakikat dosa itu bukan hanya tidak percaya kepada Tuhan Allah, bukan hanya
tidak menaati Allah, dan bukan hanya melanggar perintah Allah. Lebih dari itu.
Dosa juga berarti memutuskan hubungan kasih dengan Allah, memusuhi Allah,
bahkan memberontak terhadap Allah.
Manusia ingin merdeka, sebab ia merasa tidak merdeka di bawah pemerintahan
Allah, Penciptanya. Ia ingin menentukan hukumnya sendiri. Ia ingin menjadi
otonom. Ia ingin menggantikan kedudukan Allah, merebut hak wewenang Allah. Demikianlah
hakikat dosa menurut Alkitab. ***
Comments
Post a Comment