Kita Bukan Mesin
Bacaan Alkitab: Keluaran 20:8-11
Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan. (Keluaran 20:10 a)
“Belajar Nggak Berhenti, Main Jalan Terus.” Begitu sesumbar iklan sebuah produk minuman penambah tenaga. Sesumbar yang terlalu berbusa dan tidak masuk akal, sehebat apa pun produk itu.
Tuhan merancang tubuh kita dengan kebutuhan untuk beristirahat secara teratur. Tubuh kita memiliki daya tahan dan daya regang sampai pada tingkat tertentu, namun bukannya tanpa batas, seperti dijanjikan iklan di atas. Secara berkala kita perlu beristirahat – untuk pemulihan dan penyegaran kembali, secara jasmani, mental, dan rohani. Singkatnya, tubuh kita bukan mesin.
Masalahnya, ada orang yang merasa kekurangan waktu gara-gara terlalu sibuk. Mereka ingin, kalau mungkin, sehari itu sepanjang 30 atau 48 jam sehingga mereka bisa menuntaskan aneka proyek dan aktivitas mereka. Dua jam beribadah pada hari Minggu pun sudah dianggap sebagai gangguan. Mereka baru berhenti kalau sakit. Sebaliknya, ada orang yang pemalas, mereka terlalu banyak beristirahat sehingga tidak produktif. Keduanya sama-sama tidak sehat.
Menurut prinsip Sabat, kita perlu menyisihkan satu hari setiap minggu dan mendedikasikan seluruh hari itu kepada Allah. Sabat menjadi kesempatan istimewa untuk beristirahat, berekreasi, meremajakan kembali kondisi mental, memperbarui kerohanian, dan menjangkau sesama.
Sebuah prinsip yang semestinya mendatangkan kelegaan dan sukacita, bukannya malah menjadi beban. Sebuah kesempatan yang semestinya benar-benar kita nikmati, bukannya kita singkiri. Ya kan?
Tuhan merancang tubuh kita dengan kebutuhan untuk beristirahat secara teratur. Tubuh kita memiliki daya tahan dan daya regang sampai pada tingkat tertentu, namun bukannya tanpa batas, seperti dijanjikan iklan di atas. Secara berkala kita perlu beristirahat – untuk pemulihan dan penyegaran kembali, secara jasmani, mental, dan rohani. Singkatnya, tubuh kita bukan mesin.
Masalahnya, ada orang yang merasa kekurangan waktu gara-gara terlalu sibuk. Mereka ingin, kalau mungkin, sehari itu sepanjang 30 atau 48 jam sehingga mereka bisa menuntaskan aneka proyek dan aktivitas mereka. Dua jam beribadah pada hari Minggu pun sudah dianggap sebagai gangguan. Mereka baru berhenti kalau sakit. Sebaliknya, ada orang yang pemalas, mereka terlalu banyak beristirahat sehingga tidak produktif. Keduanya sama-sama tidak sehat.
Menurut prinsip Sabat, kita perlu menyisihkan satu hari setiap minggu dan mendedikasikan seluruh hari itu kepada Allah. Sabat menjadi kesempatan istimewa untuk beristirahat, berekreasi, meremajakan kembali kondisi mental, memperbarui kerohanian, dan menjangkau sesama.
Sebuah prinsip yang semestinya mendatangkan kelegaan dan sukacita, bukannya malah menjadi beban. Sebuah kesempatan yang semestinya benar-benar kita nikmati, bukannya kita singkiri. Ya kan?
Relung Renung:
Beristirahatlah secukupnya untuk menjaga kebugaran sebelum engkau diistirahatkan oleh sakit-penyakit.
belajar...
ReplyDeletekeren,, izin share yahh🙏😁
ReplyDelete