Saya menyediakan layanan penulisan (ghostwriting), penerjemahan, penyuntingan naskah, dan pelatihan menulis.
Untuk bekerja sama, silakan menghubungi ariesaptaji@gmail.com
Mobil Natal Seorang kakek memesan mobil mainan sebagai hadiah Natal bagi cucu kesayangannya. Mainan itu ternyata dikirim masih dalam keadaan terpisah, terdiri dari tidak kurang dari 210 keping. Menurut buku petunjuk, mainan itu dapat disusun dengan mudah dalam waktu sekitar satu jam. Nyatanya, si kakek memerlukan tidak kurang dari dua hari untuk menyelesaikannya. Akhirnya, setelah mobil mainan itu tersusun dengan baik, ia menulis cek, merobeknya menjadi 210 potongan kecil, dan mengirimkannya ke toko mainan tadi. Kapak dan Pohon Natal Seorang anak laki-laki kembali meminta ayahnya untuk membelikan pohon Natal. Setiap tahun anak itu selalu meminta, namun ayahnya selalu menjawab, “Papa tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli pohon Natal.” Kali ini anak itu terus merengek. Karena tidak tahan mendengar rengekan anaknya, ia pun pergi ke luar dengan membawa sebilah kapak besar. Tiga puluh menit kemudian ia kembali dengan membawa sebuah pohon Natal yang sangat be...
Daftar terdahulu, 80 lagu 80-an , tersusun secepat ingat, sedangkan daftar penyanyi ini perlu menguras usaha lebih ketat (tapi tenang, tidak menguras keuangan negara kok seperti kurasi sastra; cukup menguras gudang memori pribadi saja). Tadinya, seperti daftar lagu, akan saya batasi 80 penyanyi, tetapi akhirnya saya biarkan terus bertambah mengingat niatnya rada beda: mencatat daya jelajah musikal saya, mengingat mana saja penyanyi yang mendampingi perjalanan hidup saya dari akhir SD sampai awal kuliah (1980-1989), dan sedikit banyak memperlihatkan keragaman lintas genre blantika musik kita. Batasan yang saya pilih: satu penyanyi satu lagu. Ini meringankan, sekaligus menyulitkan. Meringankan karena tidak perlu sampel banyak-banyak. Menyulitkan, bagaimana memilih hanya satu lagu dari seorang penyanyi, apalagi yang menelurkan banyak hit? Apa kriterianya? Yang terbaik, yang ikonik? Wah, saya tidak punya kapasitas untuk merekomendasikan lagu paling unggul dari...
Joko Anwar's Nightmares and Daydreams (Joko Anwar, 2014) Baru nonton 2 episode awal dari 7 episode series ini, Old House dan The Orphan. Tapi rasanya sudah cukup. Tak berminat melanjutkan. Dua episode infantil: dongeng untuk orang dewasa, tapi digarap dengan penceritaan kekanak-kanakan. Dialognya di satu sisi terlalu sederhana--terlalu menyederhanakan masalah; di sisi lain terlalu menjelas-jelaskan (penyakit ini muncul mencolok juga di Perempuan Tanah Jahanam). Dua episode ini makin menegaskan signature Jokan: bagian awal menjanjikan, bagian tengah meleyot, klimaks sempoyongan. Film atau series luar (Amrik), kerap disusul penjelasan (ending explained, misalnya) di sejumlah situs, ditulis oleh pengulas profesional. Karya Jokan biasa disusul lontaran berbagai teori liar para penggemar di medsos, bukan penjelasan telaten pengulas profesional. Subteks: Industri perfilman kita belum mampu untuk menghidupi pengamat film untuk jadi pengulas profesional. Sutradara dan awak film biasanya cu...
Comments
Post a Comment