Lomba Bercerita, Semua Juara



PPA IO0740 “Nain”, Muntilan, mengadakan lomba bercerita bagi anak kelas 4-6 SD pada Jumat (31/3/2017). Kristian dan saya diminta menjadi juri.

Dua minggu sebelumnya, calon peserta dikumpulkan, diberi penjelasan singkat. Saat itu peminat tercatat 24 orang anak. Lumayan juga. Dengan bersemangat, saya menjabarkan apa saja yang perlu mereka persiapkan untuk lomba. Untuk memberi gambaran, saya memutarkan beberapa video pemenang lomba bercerita SD tingkat nasional beberapa tahun belakangan. Ternyata, melihat penampilan teman sebaya yang begitu lihai tersebut bukannya menyulut semangat mereka, melainkan malah merontokkannya. Banyak anak merengek-rengek membatalkan keikutsertaan mereka. Waduh, salah strategi saya.

Mentor PPA menjelaskan bahwa lomba bercerita ini baru pertama kali diadakan. Anak-anak itu, yang begitu ribut dan mbeling kalau berkumpul, nyatanya keder jika diminta tampil seorang diri di depan. Lomba ini dimaksudkan untuk menantang mereka mengatasi kegamangan itu. Jadi, poin utamanya adalah keberanian tampil, bukan kefasihan bercerita. Mereka tidak akan tampil di depan banyak penonton, hanya disaksikan oleh juri, yang notabene orang-orang yang sudah mereka kenal secara akrab.

Kami pun berdiskusi mengatur strategi baru agar anak-anak tetap bersemangat mengikuti lomba. Saya mencari beberapa naskah pendek dan sederhana yang kira-kira cocok untuk mereka bawakan. Adapun mentor PPA bertugas menjemput bola, membujuk dan menjelaskan pada calon peserta tentang tujuan lomba, agar mereka tetap bersedia mengikutinya. Saya juga mengusulkan agar acara ini direkam karena akan menjadi dokumentasi penting bagi PPA.



Pada hari-H, ternyata masih ada 18 peserta yang bertahan. Cukup melegakan. Dari tujuh naskah yang saya kirim, ada satu naskah yang menjadi favorit peserta, yaitu Bu Kris, Guruku. Sepertiga peserta membawakannya. Mungkin karena topiknya dekat bagi mereka, yaitu guru sekolah mereka sendiri. Satu naskah lagi, Kelinci dan Kura-Kura, dipilih oleh dua peserta. Sisanya, peserta membawakan cerita pilihan masing-masing.

Bagaimana penampilan mereka? Bagi kami, mengejutkan. Di luar dugaan. Dengan kriteria utama keberanian tampil, mereka melewati tantangan itu secara memuaskan. Memang cukup banyak yang sekadar menghafalkan naskah dan membawakannya tanpa banyak bunga-bunga, tetapi penampilan mereka mengesankan. Sebagian peserta melangkah lebih jauh, memanfaatkan alat peraga, mulai dari boneka sampai wayang kulit, dan menuturkan kisah pilihan mereka secara menawan. Ternyata tak sia-sia saya memberikan contoh dari para jawara lomba dongeng. Paling tidak mereka tertantang untuk mendayagunakan kreativitas semampu mereka. Salut!

Dengan takaran ini, menurut kami, mereka semua adalah juara. Rekaman penampilan mereka dapat ditengok di kanal Youtube "ART Dunia Literasi." Selain sebagai dokumentasi yang berharga, video-video tersebut untuk merayakan keberanian, kecakapan, dan kreativitas mereka. Silakan simak di tautan berikut ini:

Lomba Bercerita PPA Nain







Comments

Popular posts from this blog

7 Humor Natal yang Bikin Terpingkal-pingkal

120+ Penyanyi Indonesia 80-an: Sebuah Kurasi Memori

Bukan a piece of conversation, tapi a piece of confusion