Tiba di Persimpangan yang Bernama Kota: Jakarta
foto-foto candid
aku capek membayarmu: rahang-rahang jalan tol, bougenville
di bawah flyover, billboard-billboard masif, dan selokan kental.
kapankah sabat di lipatan atmosfirmu? dari kaum berdasi sampai
gelandangan, langit abu-abu dan seiris dangdut cinta. "di manakah
kasih setiamu, sayang?"
engkau mabuk darah. namamu di kening.
siapakah yang menyadari ketuaanmu? wajahmu malih dalam setiap
labirin peradaban, dan kini–apakah yang terjadi dengan
jalananmu?–menjebak dalam kemacetan lalu lintas. pintu
ditutup. lift melaju naik. bagaimana kita tahu akan dibawa
ke rembulan atau matahari? tarifmu betul-betul berantakan.
destination unknown.
kucari taman-taman dengan tepi kolam tempat bercengkerama sambil
memandang sepasang angsa. apakah engkau masih percaya akan
kekuatan doa? dan bertanya: mengapa hidup juga dan bernapas
di hiruk-pikuk ini? bawa, bawalah dalam mimpi....
Comments
Post a Comment