Orang Kristen dan Bangsa Israel: Sebuah Refleksi Pribadi

Jesus weeping over Jerusalem (Evangelistary of Otto III) - Wikimedia Commons

Orang Kristen mengetahui rencana agung Allah bagi dunia ini bukan dengan melihat apa yang terjadi kepada bangsa Israel, melainkan dengan melihat Yesus Kristus.

Orang Kristen tidak serta-merta mendukung apa pun aksi negara Israel sebagaimana kita tidak begitu saja mendukung setiap perbuatan bangsa Israel yang tercatat di dalam Kitab Suci; karena itu, orang Kristen juga tidak menilai aksi-aksi negara Israel saat ini berdasarkan nubuatan yang tidak relevan dan dicocok-cocokkan, melainkan berdasarkan standar Perjanjian Baru: hukum kasih dan buah Roh serta Matius 25:31-46.

Orang Kristen menyadari bahwa, di dalam Kristus, Tanah Suci atau Tanah Perjanjian itu tidak lagi berkaitan dengan wilayah geografis bangsa Israel, melainkan mencakup wilayah Kerajaan Allah, suatu kerajaan rohani dan kerajaan kebenaran, yang terus meluas sampai ke ujung bumi (Yohanes 4:21-24; Kisah Para Rasul 1:8).

Orang Kristen tidak menanti-nantikan bangsa Israel sukses membangun kembali Bait Allah di Yerusalem, melainkan menanti-nantikan bangsa Israel menyambut dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat mereka, bergabung dengan Jemaat-Nya, bersama-sama dengan bangsa-bangsa lain menjadi batu-batu hidup yang dipakai untuk membangun Rumah Allah yang rohani.

Orang Kristen tidak menantikan kedatangan Yesus yang kedua berdasarkan apa yang terjadi kepada bangsa Israel, melainkan berdasarkan apa yang terjadi kepada Jemaat: bagaimana Jemaat bertumbuh menjadi Mempelai Perempuan Kristus yang cemerlang, kudus, dan tidak bercela. *** (ARS)

Comments

Popular posts from this blog

7 Humor Natal yang Bikin Terpingkal-pingkal

120+ Penyanyi Indonesia 80-an: Sebuah Kurasi Memori

Bukan a piece of conversation, tapi a piece of confusion