Orang Besar dan Pelintas

Seorang penyair besar tiada
Para penulis lain berbela sungkawa
Menampilkan foto akrab dan kenangan bersama
Menunjukkan keterhubungan dan perkawanan
Dalam sirkel kepenulisan

Dalam momen seperti itu aku disadarkan
Betapa aku hanya pelintas
Lebih sering nonton dari kejauhan
Belum punya tempat
Belum masuk sirkel
Belum dapat pengakuan
Dalam jagad kepenulisan
Bernama sastra Indonesia

Segala upayaku sejauh ini
Belum terhitung
Belum tercatat
Di lembaran petanya

Di satu sisi, aku kurang tekun, kurang gigih, kurang fokus
Di sisi lain, karya-karyaku
Dengan segala upaya belajar dan berlatih
Belum mencuat
Mutu karya begitu-begitu saja
Tak meraih penghargaan
Tak juga laku dan terus dicetak ulang
Singkatnya: Tak cukup untuk tiket masuk lingkaran
Dan terhimpun dalam khasanah yang terlupakan

Pertanyaannya: masihkah
Aku berambisi untuk masuk
Untuk melecut diri
Mencatatkan nama: di sirkel itu?
Atau, cukupkah aku puas
Hidup dengan sirkel kecil
Dengan karya-karya kecil
Tanpa ketenaran
Tak jadi topik perbincangan
Jadi pelintas biasa
Bahkan bukan siapa-siapa
Dan sangat boleh jadi
Tak dikenang-kenang
Ketika aku pergi?

Ini bukan sajak sentimentil
Ini sajak tahu diri
Menata ambisi
Sebelum kelak menyusul mati

Comments

Popular posts from this blog

7 Humor Natal yang Bikin Terpingkal-pingkal

Edisi Koleksi Terbatas 50 Tahun Majalah Bobo Cerpen & Dongeng: Benarkah “Terbaik Sepanjang Masa”?

Setengah Hari di Rumah Atsiri