Tiga Jalan Hidup: Citra Allah (Bagian 1 dari 6 Tulisan)
Manusia diciptakan
menurut gambar dan rupa Allah. Apakah maksudnya? Secara umum hal itu mengandung
pengertian berikut.
Pertama, Allah merindukan
hubungan kasih dengan manusia (Yohanes 17:3). Saat manusia menanggapi kasih
Allah dengan menaati-Nya, karakter Allah akan semakin nyata terpancar di dalam
dirinya—seperti seorang anak yang bertumbuh menjadi semakin serupa dengan
bapaknya.
Kedua, Allah
mengaruniakan roh-Nya kepada manusia (Kejadian 2:7; Ayub 33:4). Manusia bukan
makhluk jasmani, melainkan makhluk rohani yang mengenakan tubuh. Karena itu,
manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar
dari mulut Allah (Matius 4:4).
Ketiga, Allah memberi
manusia wewenang untuk memerintah bersama Dia (Kejadian 1:26). Manusia diundang
untuk berkuasa atas alam semesta. Bukan untuk mengeksploitasi dan
menyalahgunakannya, melainkan untuk mengelola dan membudidayakannya (Kejadian
2:15).
Diciptakan
menurut rupa dan gambar Allah, dengan demikian, sejatinya sebuah panggilan
untuk hidup dalam ketaatan dan ketergantungan penuh pada Allah.
Apakah tujuan utama manusia? Kedua puluh empat tua-tua yang tersungkur dan
menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya berseru, "Ya Tuhan dan
Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab
Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu (dalam
terjemahan versi King James: untuk kesenangan-Mu) semuanya itu ada dan
diciptakan" (Wahyu 3:11). Melalui
nabi Yesaya, Tuhan berfirman, “Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan
anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi… yang Kuciptakan untuk
kemuliaan-Ku” (Yesaya 43:6-7).
Tujuan hidup manusia ialah memuliakan Allah. Kehidupan kita seperti kanvas
yang menggambarkan kebaikan, kebenaran, keindahan, hikmat, dan keadilan Allah.
Allah layak menerima puji-pujian, penghormatan, dan kekuasaan dalam kehidupan
kita. Ketika kita memuliakan Allah, kita mengalami kepuasan hidup yang
sedalam-dalamnya.
Untuk itu, pada mulanya Tuhan menempatkan manusia di taman Eden, dan menyediakan
berbagai pohon sebagai makanan mereka. Tuhan juga menumbuhkan pohon kehidupan
dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat di tengah-tengah taman
itu. Kemudian, Tuhan memberikan perintah kepada manusia, ”Semua pohon dalam
taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kejadian 2:16-17).
Apakah maksud dari perintah yang berbentuk negatif ini, suatu larangan
dengan hukuman yang sangat keras? Perintah itu sejatinya mengarah kepada
kehidupan sebagaimana yang dikehendaki Allah bagi manusia. Dengan perintah itu,
Tuhan Allah menegaskan bahwa satu-satunya jalan untuk mengalami kehidupan ialah
dengan menaati perintah Allah.
Akan tetapi, Tuhan tidak menginginkan manusia menaati-Nya secara otomatis
seperti robot. Dia
merindukan hubungan kasih yang timbal balik. Karena itulah, Dia memberi manusia
kehendak dan kesempatan untuk memilih. ***
Comments
Post a Comment