Posts

Showing posts from October, 2011

Mutiara di Kubangan Babi

Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Dalam hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita, karena aku tahu bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.  | Filipi 1:15-19 Aku heran bahwa kamu begitu lekas berbalik dari Dia yang dalam anugerah Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat da...

Bung Karno Minta Maaf

Image
Bacaan: Lukas 22:24-30 Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. (Lukas 22:26) Ini kisah Maulwi Saelan, salah satu mantan ajudan Bung Karno (BK). Suatu hari ia berbantah-bantahan dengan BK. "Kalau marah, mata Bung Karno merah. Ia langsung masuk kamar," katanya. Tak lama kemudian BK keluar kamar dan memanggil Maulwi. " Komm je hier maar (Kemarilah kamu)," kata BK. "Mampus, saya pasti dipecat," pikir Maulwi. Apa yang terjadi? "Kamu benar, maafkan saya," kata BK meminta maaf pada Maulwi. Mengakui kesalahan dan meminta maaf bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan, terlebih jika yang bersalah itu seorang pemimpin. Seperti para murid Yesus, kebanyakan kita mengaitkan kepemimpinan dengan kedudukan terhormat, kekuasaan besar, dan kekebalan terhadap kesalahan. “Peraturan pertama: Bos tidak pernah salah. Peraturan kedua: Jika bos salah, l...

Ketika Kita Berdosa...

Dalam Kristus, ketika kita terjatuh ke dalam dosa, kita tidak kehilangan persekutuan dengan Roh Kudus. Roh Kudus diam di dalam diri kita dan menyertai kita selama-lamanya. Jika Dia meninggalkan kita, berarti Yesus berdusta, dan siapa pula yang akan menolong kita untuk bertobat dan meninggalkan dosa itu? Masakan kita sekarang harus berusaha dengan kekuatan kita sendiri? Mana mampu kita! Juga, ketika kita bertobat dan mengakui dosa, kita melakukannya bukan untuk mendapatkan pengampunan Tuhan. Masalah pengampunan dosa sudah diselesaikan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib--satu kali untuk selama-lamanya. Ketika kita berbuat dosa, Roh Kudus akan menginsyafkan; bukan untuk menghukum, melainkan untuk membawa kita kembali kepada Tuhan. Dan, kita pun merespon, "Benar, Bapa, maaf, aku telah salah jalan. Aku tidak menaati bimbingan-Mu, tetapi memilih mengikuti keinginan daging. Terima kasih karena Engkau sudah mengingatkan aku. Sekarang aku mau kembali mengikuti-Mu, tuntunlah aku di jala...

Belajar Antikorupsi dari Keluarga Ingalls

Image
Kalau anak-anak ayam itu bisa mereka pelihara dengan baik, kalau tidak diganggu oleh elang atau cerpelai atau rubah, beberapa ekor di antaranya akan menjadi induk ayam. Setahun kemudian induk-induk ayam itu akan bertelur, kemudian telur-telur itu bisa ditetaskan. Dua tahun kemudian mereka akan bisa menikmati ayam panggang. --Laura Ingalls Wilder, Kota Kecil di Padang Rumput Muncul rasa haru dan kagum ketika membaca kutipan kisah keluarga Ingalls ini. Menunggu selama dua tahun sebelum dapat menikmati ayam panggang buatan sendiri? Saya tertegun. Mungkin ini yang hilang di tengah masyarakat yang dikepung kecanggihan teknologi: waktu untuk memberi kesempatan sesuatu berkembang secara wajar dan alamiah. Produk apa sekarang yang perlu kita tunggu sampai dua tahun ketika kita sudah bisa menikmati siaran langsung dari belahan dunia yang lain? Dan apakah masih ada gunanya ditunggu selama dua tahun? Kita ambil contoh: iPad. Apa jadinya kalau kita menunggu dua tahun lagi? Apakah produk i...