Sepucuk Surat, Kuharap Kaubaca
Aku ingin menulis, menulis dan menulis. Aku ingin ilham itu mengalir, menggerojok, menggelora. Aku ingin mengungkapkan perasaan-perasaan yang sebetulnya ingin diungkapkan suami pada isteri saat berdekapan setelah anak-anak pulas, namun selama ini perasaan-perasaan itu hanya berdesir-desir di ulu perutnya. Aku ingin membawamu menapaki dunia yang pernah kita telusuri dan yang belum pernah kita jelajahi, mengajakmu menciumi daun-daun basah segar yang akan menyergap rongga hidung, lorong tenggorokan, dan memenuhi kedua kantung paru-paru, mengangkat kita terbang mengejar Peter Pan dan Wendy, gentar kalau-kalau petualangan ini mesti segera disudahi. 1 Aku ingin menggambarkan garis-garis cahaya senja dan rangkaian awan yang senantiasa berubah-ubah di punggung gunung, lekuk-lekuk lembah, remang-remang hutan, gedebur ombak, lengkingan camar - warna-warna yang tak mungkin ditangkap oleh kamera digital sekalipun konon gambar mampu mewakili ribuan kata. Akankah kau membaca suratku? Aku tidak ...