Posts

Showing posts from November, 2011

Kehidupan yang Baik

Image
Pendahuluan: Ketika kita ingin memasang listrik di rumah, kita tidak puas hanya dengan mendapatkan nasihat, saran, atau pendapat tentang instalasi listrik yang baik. “Anda tahu, banyak pendapat tentang instalasi listrik, tetapi pendapat yang satu tidak lebih baik dari pendapat yang lain. Bahwa listrik harus dipasang menurut aturan tertentu agar aman, itu kan hanya pemaksaan pendapat oleh PLN yang mau mengambil keuntungan dari pelanggan. Silakan saja menginstal listrik semau Anda. Kalau Anda rasa baik, lakukan saja.” Ada orang yang bersikap seperti itu? Tidak ada! Kita ingin yang mengerjakan instalasi itu orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang instalasi listrik. Begitu juga kalau otak kita perlu dibedah. Bagaimana kalau dokter itu berkata, ”Kita tidak tahu pasti apa yang ada di dalam tengkorak kepala manusia. Ada yang berpendapat begini, ada pula yang berpendapat begitu. Pendapat saya belum tentu lebih baik dari pendapat orang lain. Tetapi, saya akan berusaha...

Tiga Jalan Hidup: Menentukan Jalan Sendiri (Bagian 2 dari 6 Tulisan)

Image
Sangat disayangkan, manusia terjatuh ke dalam dosa dengan melanggar perintah Allah, seperti yang dikisahkan dalam Kejadian 3:1-7. Bagian Alkitab ini menceritakan bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa, yaitu dengan perantaraan penggodaan Iblis (ular). Iblis menggoda manusia untuk melanggar perintah Tuhan Allah dengan menimbulkan: keragu-raguan (ayat 1), ketidakpercayaan (ayat 4-5), dan keinginan (ayat 6). Segera setelah keinginan timbul, menyusullah pelanggaran. Pokok persoalannya ialah ”menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Makhluk bergantung kepada Khaliknya di dalam hal menentukan hal yang baik dan hal yang jahat. Yang berhak menentukan mana yang baik dan mana yang jahat hanyalah Tuhan Allah sebagai Pencipta dan Pemberi Hukum, sedangkan manusia hanya wajib mengamininya. Yang disebut baik oleh Tuhan Allah harus dianggap baik oleh manusia, dan sebaliknya yang disebut jahat oleh Allah harus dianggap jahat oleh manusia. Akan tetapi, dengan ”ingin men...

Tiga Jalan Hidup: Citra Allah (Bagian 1 dari 6 Tulisan)

Image
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Apakah maksudnya? Secara umum hal itu mengandung pengertian berikut. Pertama, Allah merindukan hubungan kasih dengan manusia (Yohanes 17:3). Saat manusia menanggapi kasih Allah dengan menaati-Nya, karakter Allah akan semakin nyata terpancar di dalam dirinya—seperti seorang anak yang bertumbuh menjadi semakin serupa dengan bapaknya. Kedua, Allah mengaruniakan roh-Nya kepada manusia (Kejadian 2:7; Ayub 33:4). Manusia bukan makhluk jasmani, melainkan makhluk rohani yang mengenakan tubuh. Karena itu, manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4). Ketiga, Allah memberi manusia wewenang untuk memerintah bersama Dia (Kejadian 1:26). Manusia diundang untuk berkuasa atas alam semesta. Bukan untuk mengeksploitasi dan menyalahgunakannya, melainkan untuk mengelola dan membudidayakannya (Kejadian 2:15). Diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, dengan demikian, sejatinya sebua...

Perintah-Nya Memancar dari Hubungan

Image
Perintah-perintah Tuhan Yesus memancar dari hubungan-Nya dengan kita. Dia terlebih dahulu bertanya kepada Petrus, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Baru kemudian Dia memerintahkan, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Demikian juga, Dia bertanya kepada kita, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Baru kemudian Dia memerintahkan, "Kasihilah istrimu. Hormatilah suamimu. Asuhlah anak-anakmu. Layanilah satu sama lain. Bantulah yang lemah. Ampunilah musuhmu. Bekerjalah dengan tekun. Tidurlah dengan nyenyak. Bernyanyilah. Menangislah. Tertawalah. Rayakanlah kehidupan!" Oleh karena itu, perintah-perintah-Nya tidak berat, ringan, dan enak.

Perjalanan Iman Orang Majus

Image
Bacaan Alkitab:  Matius 2:1-12 Mereka gigih mencari Dia ·          Mereka berasal dari tanah yang jauh. ‘Timur’ diperkirakan berada di Babel (sekarang Irak), ratusan kilometer jaraknya dari Yerusalem, melewati medan gurun pasir yang berat. Mereka disebut kaum Majus (Magi), sarjana dan orang bijak pada masanya, penelaah perbintangan, yang bekerja di istana sebagai penasihat raja. ·          Dan, orang-orang bijak itu mengambil keputusan yang bijaksana dengan tidak menunda-nunda keberangkatan mereka. Mereka tidak menunggu raja itu menjadi dewasa dan tampil sebagai sosok yang termashyur, dan baru mendatanginya. Tidak, mereka langsung bersiap-siap melakukan perjalanan jauh untuk mencari Dia, meninggalkan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari mereka. ·          Seberapa gigih kita mencari Dia? Seberapa besar kerinduan kita untuk mengenal Dia, mengemban...

4 Lagu Natal Populer: Kisah-Kisah di Baliknya

Image
Foto: Suzy Hazelwood Silent Night. Kabar buruk itu muncul menjelang malam Natal 1818. Joseph Mohr, seorang pendeta Austria, diberi tahu bahwa organ di gerejanya rusak, dan perbaikannya memakan waktu lama sehingga organ itu tidak akan dapat dipakai untuk mengiringi ibadah malam Natal. Ia kebingungan. Natal tanpa iringan musik? Ia pun duduk menggubah lagu yang dapat dinyanyikan oleh paduan suara dengan iringan gitar. Ia menulis tiga bait yang bersahaja, namun dengan melodi yang kuat. Malam itu jemaat di gereja kecil itu menyanyikan “Still Nacht” (Malam Sunyi) untuk pertama kalinya. Karena organ yang rusak, kita mewarisi lagu Natal yang populer sepanjang masa. Joy to the World. Sebagai salah satu kidung Natal yang penuh sukacita, Joy to the World tidak menyebut-nyebut para gembala, nyanyian malaikat dan orang Majus. Fokusnya pada sukacita umat manusia karena kedatangan Kristus. Lagu ini merupakan parafrase bagian akhir Mazmur 88. Meskipun semula merupakan lagu tentang perlindungan ...

Membaca Adikarya

Bacaan: Yesaya 6 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. (Yesaya 6:1) Saya takjub ketika membaca Les Misérables karya Victor Hugo, salah sau novel terbaik sepanjang masa. Penggambaran watak tokohnya amat detail dan konfliknya begitu memikat. Pengalaman itu mengajarkan paling tidak dua hal. Pertama, kerendahan hati: kecil sekali kemungkinannya saya mampu menggarap karya seelok itu. Kedua, meningkatkan citarasa sastrawi, membuat saya ingin membaca lebih banyak adikarya lainnya. Yesaya mengalami hal yang jauh lebih hebat dari membaca novel adikarya: ia memandang kemuliaan Tuhan! Dan pengalaman dahsyat itu mengubah hidupnya secara radikal. Menyaksikan kemuliaan Tuhan yang Mahakudus, segera ia tersadar akan kenajisannya sebagai makhluk berdosa (ay. 5). Syukurlah, kemuliaan Tuhan itu sekaligus menjadi jawaban bagi keberdosaannya: perjumpaan ilahi  itu menyucikan dirinya (ay. 6-7)....