Posts

Showing posts from December, 2014

Dua Pangeran, Banyak Perempuan

Image
PRINCE OF EGYPT Sutradara: Brenda Chapman, Simon Wells, dan Steve Hickner Pengisi Suara: Val Kilmer, Ralph Fiennes, Michelle Pfeiffer, Sandra Bullock 98 menit, AS, 1998 Mengapa Ramses, Firaun Mesir, mengeraskan hatinya dan menolak untuk tunduk pada perintah Allah, agar membiarkan umat Israel pergi? The Prince of Egypt menawarkan sebuah "teori" menarik. Saat masih pangeran, Ramses dibesarkan bersama-sama dengan Musa, bayi Ibrani yang diselamatkan dan diangkat anak oleh Ratu Mesir, ibu Ramses. Mereka berdua bertumbuh sebagai pemuda yang sembrono. Namun, karena Ramses adalah calon pewaris tahta, raja menegurnya secara lebih keras. Bila sikap semacam itu dibiarkan, ia akan menjadi mata rantai yang lemah dalam dinasti penguasa Mesir. Bukannya mengubah sikap, ia malah marah. Ketika ia sudah menjadi firaun dan Musa mendatanginya, Ramses melihatnya sebagai kesempatan untuk menunjukkan bahwa dirinya bukan mata rantai yang lemah. Ia justru akan membuktikan kalau ia bisa ber

Mengisi Celah-Celah Kisah Bahtera Nuh

Image
NOAH Sutradara: Darren Aronofsky Pemain: Russell Crowe, Jennifer Connelly, Emma Watson 138 menit, AS, 2014 Nabi Nuh dan istrinya/ Tiga orang anaknya/ Tiga orang mantunya/ Masuk dalam bahtera... Barangsiapa lulus Sekolah Minggu, tak ayal ia hapal lagu itu. Lagu itu jadi sinopsis ringkas-padat kisah Nuh, yang tentu sering dituturkan di Sekolah Minggu dan mungkin dipentaskan sebagai drama. Film Noah mirip dengan lagu itu, namun dengan pendekatan lain. Lagu itu meringkas kisah Alkitab sepanjang empat pasal (Kejadian 6-9) menjadi dua bait lirik yang sederhana dan mudah diingat. Noah, sebaliknya, menguraikan kisah empat pasal menjadi film sepanjang 138 menit. Uniknya, dalam keringkasannya, lagu itu berusaha setia mempertahankan detail tentang jumlah orang yang mengisi bahtera Nuh. Sedangkan Noah? Ini yang hendak kita bahas. Jika kita menganggap kisah Nuh sebagai kebenaran sejarah sampai ke detail yang sekecil-kecilnya, film garapan Darren Aronofsky ini akan membikin tersedak.

Kegigihan Menghapuskan Perbudakan

Image
Sebuah cita-cita, dan perlu waktu 25 tahun untuk memperjuangkannya. Berlangsung di arena politik, yang cenderung diwarnai aneka intrik dan pergulatan kekuasaan, pencapaian tersebut kian mengesankan. Itulah prestasi William Wilberforce, anggota Parlemen dan aktivis reformasi moral di Inggris pada abad ke-18. Sepanjang 1782 sampai 1807, ia mengikhtiarkan penghapusan perdagangan budak di negeri adidaya abad itu. Upayanya ini dilandasi nilai-nilai kristiani dan dijalani dengan kegigihan, ketabahan, dan visi yang terfokus.  Pada mulanya, tampaknya tak ada yang mengira kalau Wilberforce akan menjungkirbalikkan dunia dengan kegigihannya. Ia suka menyeringai ramah. Badannya kecil dan agak timpang, sampai pernah ada yang menyebutnya shrimp. Kata ini secara harfiah berarti udang, namun juga bisa berarti cemoohan bagi orang cebol atau orang yang dianggap tak berarti. Dengan kecerdasan dan kefasihan bawaan, Wilberforce menapaki jenjang pendidikan dengan mulus sampai menjadi anggot