Posts

Showing posts from June, 2020

Hacksaw Ridge: Senjatanya adalah Tidak Memanggul Senjata

Image
Hacksaw Ridge menampilkan protagonis yang unik: Seorang prajurit yang terjun di medan tempur tanpa memanggul sepucuk senjata pun. Film perang ini diangkat dari kisah nyata Desmond Doss, orang Kristen dari Gereja Adven Hari Ketujuh di Virginia, AS, yang ikut berjuang pada Perang Dunia II sebagai tenaga medis. Atas jasanya, ia dianugerahi Medal of Honor oleh negaranya. Film ini disutradarai oleh Mel Gibson, yang memperlihatkan kepiawaiannya dalam menjalin adegan-adegan keseharian dengan kengerian medan tempur. Saat diputar di Festival Film Venesia pada 4 September 2016, Hacksaw Ridge mendapatkan standing ovation selama sepuluh menit. Hacksaw Ridge memaparkan perkembangan iman dan keyakinan Desmond Doss sebagai seorang pasifis dalam tiga tahap. Pembentukan. Kehidupan keluarga dan ajaran agama melatarbelakangi sikapnya. Perkelahian dengan adik yang nyaris berakhir fatal mencelikkan pengertian Desmond akan perintah keenam (“Jangan membunuh”) dalam Dasa Titah. Ibunya menegaskan, pembunuhan a

Tergusurnya Angkot Kami

Image
Lebaran 2017 H+7. Masih pagi di Kaliurang. Utomo (bukan nama sebenarnya) memerlukan angkutan umum untuk turun ke Yogya. “Colt ke Yogya masih ada ‘kan?” Utomo mengajukan pertanyaan itu kepada tiga orang, dan mendapatkan jawaban yang mirip-mirip. “Masih kok. Cuma ya kadang-kadang.” Ia mengerutkan kening. Seberapa lama kadang-kadang ini? Sudah setengah jam, belum ada satu pun colt yang terlihat naik atau turun. Bukan berarti Kaliurang sepi. Sebaliknya. Dari pangkalan di dekat patung udang raksasa yang menjadi penanda wilayah, belasan Jeep Willys hilir-mudik pergi-pulang mengantar pengunjung menikmati Lava Tour Merapi. Sementara itu, berderet mobil keluarga parkir di tepi jalan. Meskipun sinar matahari lumayan menyengat, orang-orang terlihat ceria menikmati udara segar pegunungan. Namun, colt Kaliurang-Yogya yang ditunggunya tak kunjung nongol. Sudah satu jam lebih. Setelah menumpang duduk di pos SAR, Utomo menghubungi seorang teman penarik ojek, memintanya menjemput. Posisi temannya di Bu

12 Humor Singkat

Image
1 Dokter gigi: “Menyikat gigi dengan baik itu perlu waktu kira-kira satu lagu.” Anak kecil: “Kalau lagunya ‘Anak Ayam Turun 1.000’ bagaimana, Dok?” 2 Menegakkan benang basah sama sulitnya dengan menemukan singa yang vegetarian. 3 Putri punya masalah. “Pak,” katanya, “siapa yang harus kupilih? Anton yang ganteng atau Donny yang setia?” “Donny.” “Kenapa?” “Aku meminjam uangnya selama enam bulan terakhir dan ia tetap mengunjungimu dua kali seminggu.” 4 Paman benar-benar pemalas. Ia suka menaruh bubuk kopi di kumisnya dan menenggak air panas. 5 “Mas, tetangga sebelah itu tidak punya apa-apa, tapi kok bisa menempati rumah sebesar rumah kita ya? Mereka tidak punya mobil, tidak punya TV, tidak punya pembantu…” “Mereka juga tidak punya utang!” 6 Adik bayiku dikirim dari surga… mereka di sana pasti senang karena keadaan jadi tenang. 7 “Aku mendapat gaji sejuta tiap minggu dan bos baru saja melipatgandakannya.” “Oya? Kaudapat berapa sekarang?” “Sejuta tiap dua minggu.” 8 “Saya ingin mengeluark

The Power of Meditation

Image
Meditasi. Ini kedengarannya seperti sebuah kosa kata asing bagi kebanyakan umat kristiani. Orang Kristen bermeditasi serasa sebagai sebuah kejanggalan, sesuatu yang tidak lazim. Kita cenderung mengaitkannya dengan spiritualitas agama-agama Timur. Nyatanya, meditasi adalah salah satu mata rantai penting dalam ibadah kristiani. Meditasi tak lain adalah resep kesuksesan Yosua. Kitab Mazmur dibuka dengan pentingnya meditasi. Timotius didorong oleh Paulus untuk bertekun dalam meditasi guna menjaga kebugaran dan vitalitas rohaninya. Bermeditasi dengan merenungkan firman Tuhan juga menjadi praktik keseharian jemaat Tuhan dari abad ke abad. Guigo II, seorang biarawan abad ke-12 misalnya, menguraikan ”tangga” doa sebagai lectio, meditatio, oratio, contemplatio (membaca Alkitab, bermeditasi, berdoa, berkontemplasi). Mengapa penting bermeditasi? Charles Haddon Spurgeon (1834-1892), ”Raja Pengkhotbah” dari Inggris, memaparkan empat manfaat utama bermeditasi atau merenungkan firman Tuhan. Pertama,

Amsal Sebuah Buku

Image
Buku mengekalkan Pertanyaan-Pertanyaan pengantar tidur : Kenapa gadis korek api akhirnya mati? Terbuat dari apakah sepatu Cinderella: kaca atau kecemasan? Apakah yang bisa menghilangkan bekas luka di kening Sangkuriang? Sebuah ciuman, mungkin? Terasi Timun Mas? Mereka bukan saudara kandung, kenapa nama mereka serupa dan saling mendengki–Bawang Putih dan Bawang Merah? Bagaimana warna menumbuhkan kebencian? Di bawah laut, musik bertalu-talu, seorang ratu memimpin pasukannya menuju puncak gunung, apakah engkau melihat wajahnya bercahaya matahari tujuh ganda? : Apakah badan Petrus–murid Tukang Kayu itu–berbau ikan, garam, gosong oleh terik matahari? Dalam bahasa apakah ular mengelabui Hawa? Di luar taman, siapa yang berinisiatif membudidayakan apel? Apakah cintamu pada-Ku lebih besar dari bahtera Nuh, dari paus yang menelan Yunus? Berapakah kecepatan kuda-kuda yang berkepala singa, yang dari mulutnya keluar api dan asap dan belerang? Apa warna rambut Simson? Kapankah kekekalan berakhir? Be

Francis A. Schaeffer: Pembelaan Rasional bagi Injil

Image
Di Philadelphia pada akhir tahun 1920-an, seorang remaja memutuskan bahwa ia tidak memerlukan Tuhan. Ia telah mencoba ke gereja, namun gereja tidak memberinya jawaban yang dia harapkan.  Setelah beberapa waktu hidup sebagai orang agnostik (orang yang berpandangan bahwa kebenaran tertinggi tidak dapat diketahui dan mungkin tidak akan dapat diketahui), ia memutuskan untuk membaca Alkitab, mulai dari Kitab Kejadian. Ia ingin menguji sendiri, apakah Allah itu benar-benar ada. Dalam waktu enam bulan, ia pun diyakinkah bahwa Allah itu nyata dan Alkitab Firman yang diwahyukan-Nya bagi umat manusia. Tahun 1930, Francis August Schaeffer yang berumur delapan belas tahun berdoa menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.  Sejak hari itu, selama lebih dari lima puluh tahun, Schaeffer berkomitmen untuk memberitakan Injil dan membelanya secara rasional. Ia menjadi salah satu pemikir dan ahli apologetika terkemuka abad ke-20. Dua puluh empat buku yang dia tulis telah diterjemahkan ke dalam leb

Kolya: Malaikat Kecil Pembawa Transformasi

Image
Karena asal berkicau di depan polisi rahasia, Louka kehilangan posisi terhormatnya di Czech Philharmonic Orchestra. Untuk mengongkosi hidupnya, ia hanya bisa bermain selo mengiringi upacara kremasi, dan kadang-kadang membersihkan batu nisan. Kalau ada yang bertanya, dia menjawab dirinya bermain di semacam ensambel. Di usia 55 tahun, ketika semestinya ia mengecap masa kejayaan, hidupnya malah macet. Di sisi lain, bujangan bersosok ala Sean Connery itu mirip ABG yang tengah ditimang-timang oleh pubertas. Meski baginya menjadi musisi berarti siap melajang, toh bukan berarti ia tak bisa menjawil sejumlah wanita. Dengan santainya ia mencemol bokong Klara yang tengah menyanyikan Mazmur 23 dengan khidmat. Ketika menerima murid perempuan, tak ayal gadis manis itu menjadi sasaran rayuannya. Singkatnya, kehidupan cintanya tanpa pelabuhan. Di luar itu, ia, tentu saja, membenci Rusia, yang tengah menginjak-injak negerinya. Ironisnya, justru dari Rusialah datang sebuah rahmat terselubung bagi kebun

Yang Bukan Seleb Tidak Usah Ambil Bagian!

Image
Setelah sekian tahun memerintah dan mereguk manis-getirnya kehidupan, Raja Salomo (Sulaiman) menyimpulkan salah satu pengamatannya, yang menunjukkan betapa ia semakin arif memahami perjalanan hidup manusia. Dalam Kitab Pengkhotbah ia menulis, “Aku melihat lagi kesia-siaan di bawah matahari: ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanya pun tidak puas dengan kekayaan;—untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan?–Ini pun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan.” Umberto Eco, ahli semiotik dan novelis Italia, membuat pengakuan menggelitik. “Saya ingin membuat sebuah buku dan seorang anak, sebab hanya dengan cara itulah kita bisa mengatasi kematian: benda yang terbuat dari kertas dan benda yang terbuat dari daging. Permainan cinta semata-mata, hanya demi kenikmatan belaka, merupakan hal yang tolol; tidak ada hasil yang bisa diperoleh dari hal itu. Tetapi kematian saya bisa mempunyai makna kalau se

Nasib Seorang Pemulung

Image
Seorang pemulung tua mengikuti kebaktian di sebuah gereja. Ketika pendeta menyampaikan undangan untuk bertobat, perempuan itu ikut maju. Pendeta menyimak perempuan itu menceritakan bagaimana dirinya menerima Yesus, ingin dibaptis air dan menjadi anggota gereja itu. Pendeta itu tercenung. “Ya, ampun, jorok banget orang ini. Bau lagi! Kukunya pun hitam. Pantas pekerjaannya mengumpulkan sampah. Apa nanti kata anggota jemaat yang lain?” pikirnya. Ia lalu meminta perempuan itu pulang dan berdoa sungguh-sungguh, baru kemudian mengambil keputusan. Minggu depannya, perempuan itu datang lagi. Ia mengatakan pada pendeta bahwa dirinya telah berdoa dan tetap ingin dibaptis. “Saya sudah sekian lama memperhatikan gereja ini. Gereja ini indah sekali, dan saya benar-benar ingin menjadi anggotanya.” Kembali pendeta itu meminta pulang dulu dan berdoa lagi. Beberapa minggu kemudian ketika sedang makan di restoran, pendeta itu melihat perempuan tadi. Karena tidak ingin dianggap angkuh, ia pun mendekatinya

Jumpalitan Berwaktu Teduh

Image
Susanna Wesley dikaruniai 19 anak. Sembilan di antaranya meninggal ketika masih bayi. Para ibu tentu tahu benar betapa repotnya ibu yang satu ini. Toh ia termasyhur sebagai seorang yang gigih berwaktu teduh. Di tengah kesibukan mengasuh anak-anak, ia meluangkan waktu untuk membangun hubungan personal dengan Tuhan setiap hari. Bila tidak berhasil menemukan ruang yang tenang di rumah, ia akan duduk di dapur, menutupi kepalanya dengan celemek. Anak-anaknya sudah diberi tahu, bila ibu sedang berkerudung seperti itu, ia tidak boleh diganggu. Ia sedang menikmati waktu teduhnya dengan Tuhan. Kisah yang inspiratif, ya? Atau... justru malah tidak? Bagi saya, terus terang, kisah semacam itu membuat saya terayun antara terinspirasi dan terintimidasi. Di satu sisi saya berdecak kagum, ”Wah, hebat ya Susanna Wesley. Ia memang patut diteladani. Aku berharap bisa seperti itu.” Di sisi lain, saya tersipu malu, ”Aku ini belum sesibuk Susanna. Anak baru dua, tapi kok jumpalitan, susah menjaga konsistens

Dari Sebuah Rumah Kecil di Tawangmangu

Image
dan kita jejer berpotret di depan rumah: daun jendela, pintu, pohon belimbing, dan tiang teras. api berdiang semalam telah padam, dan kita hangat dalam kilas mata, denting gitar, tawa dan nyayian. alangkah besar hidup bila ruang-ruang kecil menebar rasa cinta akan dia yang menenun hari demi hari sebelum semua terjadi. percakapan adalah kesederhanaan yang mengutuhkan kita sebagai manusia: tentang gambar pajang, pemandangan di luar kamar, tirai dan kaca. bilik rumah yang membeningkan doa, dan kita hadir makan sama-sama dengan aroma yang berselera. ada yang terbagi, ketika kita satu sama lain bukan wajah yang asing lagi.

Blaise Pascal: Anak Ajaib yang Kembali Mengejar Tuhan

Image
Hidupnya singkat saja: tiga puluh sembilan tahun. Namun, masa hidup itu dipenuhinya dengan berbagai pencapaian mencengangkan. Orang mengenangnya sebagai seorang genius dalam matematika, fisika, dan sastra. Ia dinobatkan sebagai bapak kalkulus integral. Namanya pun melekat pada salah satu bahasa pemrograman komputer. Itu baru berbicara soal pencapaian olah pikirnya. Melalui karyanya Pensées, kumpulan catatan berkenaan dengan apologia Kristen, kita dapat menilik kerinduan hatinya dan perkara yang bermakna baginya: pengenalan akan Allah. Nama genius saleh itu adalah Blaise Pascal. Anak Ajaib Pascal lahir pada 19 Juni 1623 di Clermont, Perancis. Ibunya, Antoinette Begon, meninggal saat ia berumur tiga tahun. Ayahnya, Étienne Pascal, seorang hakim yang berminat pada sains dan matematika. Ia mempunyai dua saudari, Gilberte dan Jacqueline (satu lagi meninggal saat masih kecil). Pada 1931, Étienne memutuskan untuk membawa anak-anaknya pindah ke Paris karena tertarik pada dinamika intelektual k

Surat Terbuka untuk Marlina

Image
Marlina yang baik, Aku tergopoh-gopoh menontonmu tak lain karena puji-sanjung yang melingkupimu jauh-jauh hari sebelum kamu hadir di bioskop-bioskop negeri ini. Penggemar film mana yang tidak kemecer nonton film yang berkibar-kibar di Cannes? Siapa yang tidak kepincut menyimak akting Marsha Timothy yang diganjar penghargaan Aktris Terbaik di Sitges International Fantastic Film Festival 2017, antara lain dengan mengalahkan Nicole Kidman? Siapa yang tidak penasaran membaca berbagai ulasan serbakemilau dan cuitan penuh apresiasi di medsos? Sayangnya, Kamis malam itu hujan mengguyur Yogyakarta. Baru Jumat malam aku nekat menerobos gerimis, dan berhasil mendapatkan tempat duduk favorit di bioskop kesayanganku. Teman nonton jam tayang itu kira-kira 50 orang. Lumayan, tapi kalah jauh dari Justice League yang tumpat-padat. Kisahmu yang dibesut Mouly Surya ini membuka diri dengan pemandangan bentang savana Sumba, seorang pengendara motor melintasinya, diiringi musik ala Ennio Morricone dan buny

(Tak Perlu) Membalas Kebaikan Orang Lain

Image
Film Pay It Forward (Mimi Leder, 2000) diangkat dari novel berjudul sama karya Catherine Ryan Hyde. Kisahnya antara lain tentang program sosial rancangan Trevor McKinney, anak kelas 1 SMP di Las Vegas, Nevada, AS. Dalam mata pelajaran IPS, guru menugasi murid-murid merancang dan menerapkan suatu aktivitas yang berdampak baik bagi dunia ini. Trevor merancang program amal berupa jejaring kebaikan. Ia menyebutnya pay it forward (meneruskan kebaikan). Artinya, si penerima kebaikan tidak membalas budi pada si pemberi, melainkan meneruskan kebaikan itu pada tiga orang lain. Ketiga orang itu nantinya masing-masing meneruskan kebaikan pada tiga orang lain lagi. Begitu seterusnya. Syaratnya, perbuatan itu mesti sesuatu yang tidak dapat dikerjakan sendiri oleh si penerima. Trevor pun melakukan kebaikan pada tiga orang. Kebaikan pertamanya ditujukan pada seorang gelandangan bernama Jerry, dengan mempersilakannya tinggal di garasi. Jerry nantinya meneruskan kebaikan ini dengan memperbaiki mobil ib

12 Variasi Sup Lalat

Image
Seseorang makan di restoran, dan menemukan lalat di dalam supnya. “Ada lalat dalam sup saya!” protesnya pada pelayan. Bagaimana tanggapan pelayan itu? Berikut ini berbagai tanggapan menggelikan dari si pelayan. • “Kalau begitu, bantulah lalat itu keluar.” • “Saya senang Anda mau memberitahukannya. Terima kasih.” • “Lalatnya bisa berenang enggak?” • Pelayan memandangi mangkuk sup. “Saya tidak melihat apa-apa. Sama sekali tidak ada lalat di dalamnya.” • “Tidak mungkin. Saya sudah menyemprotkan obat antiserangga dalam sup itu.” • “Tunggu sebentar, akan saya antarkan kertas perangkap lalat.” • “Wah, Anda sungguh beruntung. Saya sendiri jarang menikmati sup, apalagi yang ada lalatnya.” • “Itu artinya Anda harus hati-hati kalau mau menyantap sup yang masih panas.” • “Oh, tidak ada tambahan biaya, kok.” • “Kami sudah mencuci lalat itu terlebih dahulu.” • “Lalatnya sudah ada sebelum Anda datang.” • “Maaf, kami tidak diperbolehkan ngobrol dengan pelanggan.”

Takut Berwaktu Teduh?

Image
Saya tidak puas bila hanya mendengar cerita teman tentang kelezatan suatu makanan; saya ingin mencicipinya sendiri. Betapapun bagusnya sebuah tempat tamasya, apa eloknya jika hanya membacanya di majalah, bukan mengunjunginya langsung. Begitu juga berpacaran. Begitu juga bercinta dengan kekasih kita. Kita tidak mungkin mewakilkannya. Kita ingin mengalaminya secara pribadi. Begitu juga dengan berwaktu teduh. Seseorang menggambarkannya sebagai, “waktu untuk bersekutu dengan Tuhan  secara pribadi melalui Firman dan doa yang dikhususkan secara teratur.” Secara pribadi. Nyatanya, tidak seperti makanan lezat atau bercinta, cukup banyak di antara kita yang tidak secara teratur meluangkan waktu pribadi dengan Tuhan ini. Kita cukup puas mewakilkannya—dengan mendengarkan khotbah, dengan membaca buku renungan, dengan membaca buku rohani. Alasannya dapat bermacam-macam. Dari alasan teknis “Aku tidak tahu caranya” sampai alasan pribadi yang lebih pelik: “Aku cepat bosan kalau berwaktu teduh”; “Aku s