Posts

Showing posts from September, 2016

Relung Renung: Siapakah Saudaramu?

Image
Baca: Matius 25:31-48 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25:40) Siapakah saudara kita? Secara jasmani, mereka yang satu ayah dan satu ibu dengan kita, serta pertautan keluarga dari kedua pihak. Secara rohani, mereka yang seiman. Secara politik, mereka yang sebangsa setanah air. Begitukah? Tuhan Yesus menawarkan pengertian yang tak terduga. Dia menyebut orang miskin, orang sakit, orang asing, dan orang tahanan sebagai “saudara-Ku” (ay. 40). Mereka mewakili kaum lemah, tidak berdaya, bisa jadi tertindas dan terpinggirkan. Mereka memerlukan uluran pertolongan, namun justru kerap diperlakukan sebagai sampah masyarakat. Dalam konteks masa kini, orang asing mungkin mengacu pula pada mereka yang berbeda etnis, berbeda kepercayaan, berbeda pilihan politik, kelompok minoritas. Orang tahanan ada yang ditawan karena kejahatannya sendiri, namun ada juga yang men

Relung Renung: Siapakah Sesamaku?

Image
   Baca: Lukas 10:25-37 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. (Lukas 10:33) Perumpamaan tentang orang Samaria digunakan Yesus untuk menjawab pertanyaan seorang ahli Taurat tentang sesama manusia. Uniknya, Yesus membandingkan sikap imam dan orang Lewi dengan sikap orang Samaria. Imam dan orang Lewi adalah kaum pemuka agama, orang yang sangat menjaga kesucian. Mereka menghindari korban perampokan itu bisa jadi karena menganggapnya sudah mati, dan menyentuh mayat akan menajiskan mereka (lihat Im. 21:11). Orang Samaria, sebaliknya, memiliki reputasi amat rendah di mata bangsa Israel. Leluhur mereka orang Israel yang kawin campur dengan bangsa asing, dan menegakkan tata peribadahan tersendiri. Begitu besar dendam itu sampai istilah “orang Samaria” digunakan untuk menyebut orang yang kerasukan setan (lihat Yoh. 8:48). Dan, orang inilah yang menolong si korban. Tanpa banyak pertim

Catatan Denmas Marto: Mengenakan Kostum Wayang Melayani Pelanggan

Image
Pada Hari Pelanggan Nasional, Senin (5/9), pegawai BPJS Ketenagakerjaan D.I. Yogyakarta memberikan sentuhan khusus dalam pelayanan kepada para pelanggan. Mereka masing-masing mengenakan kostum wayang. Salah satu catatan penting dari penjelasan ketua BPJS setempat, pencairan uang nasabah tidak dapat lagi dilakukan secara tunai, melainkan melalui transfer bank, maksimal 5 (lima) hari. Kemudian, balon-balon dihamburkan. Pelanggan yang mendapatkan balon dan bersedia selfie di pojok yang sudah disediakan, diberi cinderamata cangkir bertulisan "Senyum Bersama BPJS Ketenagakerjaan." Di luar, untuk sarapan, disediakan bubur ayam; siang sedikit, yang siap sedia gerobak kupat tahu. Lumayan juga merasakan dilayani oleh Sembadra.

Relung Renung: Mesin Hukum Taurat

Image
Mesin tidak bisa diajak berdiskusi. Mesin ATM, misalnya. Jika kita keliru memasukkan PIN sampai tiga kali, otomatis kartu kita diblokir. Kita bisa mencoba menggunakan kartu itu di mesin ATM lain, marah-marah, menendang dan memukul mesin itu—semuanya tidak akan mengubah keadaan; atau, keadaan kita akan berubah karena kita ditangkap dan diamankan satpam bank setempat. Kita bisa meratap-ratap, kita bisa memohon-mohon kelonggaran dan kemurahan, mesin itu tetap bergeming. Tidak ada ruang buat berunding. Mesin tidak akan bersimpati pada kita. Mesin tidak akan berbelas kasihan atas nasib kita. Hukum Taurat kira-kira beroperasi seperti itu: tidak mengenal diskusi. Ia hanya menawarkan satu alternatif: kalau mau lolos verifikasi, kalau berharap hidup kita dibenarkan menurut hukum Taurat, kita harus lulus ujian 100%, taat mutlak tanpa pernah terpeleset seinci sekalipun. Gagal 0,001% saja, kita akan diblokir. “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari pa

Relung Renung: Dosa Orang Lain

Image
Baca: 1 Timotius 1:12-17 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. (1 Timotius 1:15) Orang cenderung santai menghadapi kotoran tubuhnya sendiri--ingus, ludah, keringat, air kencing, kentut, tinja. Namun, kebanyakan orang akan jijik menghadapi kotoran tubuh orang lain. Kira-kira mirip seperti itu jugalah dosa. Orang relatif lebih mudah bertoleransi terhadap dosanya sendiri. Namun, kebanyakan orang akan jijik, mengernyitkan dahi, tersinggung, atau marah terhadap dosa orang lain. Bahkan ada yang beranggapan orang lain itu patut dibunuh karena dosanya. Rasul Paulus mendapatkan pencerahan yang berlawanan dengan sikap itu: Ia menganggap dirinya orang yang paling jahat, paling berdosa. Kesadaran itu tampaknya muncul bukan karena ia membanding-bandingkan dosanya dengan dosa orang lain. Matanya tercelik karena melihat karya keselamatan Kristus Yesus bagi oran

Perpisahan yang Sederhana

Image
ada yang suwung di dada selepas kepergianmu hanya masalahnya, semakin tua semakin pintar aku berpura-pura tetap tertawa-tawa meski berduka mungkin juga, semakin dewasa menyadari banyak hal tak bisa dan tak perlu kugenggam selama-lamanya biarlah ia leluasa terbang biarlah pula ia leluasa kelak pulang sekehendak hatinya sembari menghimpun kangen dari delapan penjuru mata angin sampai waktu itu tiba biarlah kutunggu kau dalam harap dan doa Jogja, 2016

Kelas Menulis Asyik di PPA IO-740 “Nain”, Muntilan

Image
Pendahuluan untuk buku Aku dan Duniaku, Kumpulan Naskah Terpilih Kelas “Menulis Asyik” 2014-2015. Ketika menerima proposal dari Ibu Yani Tri Wahyuni untuk terlibat dalam program “Menulis Asyik” di PPA IO-740 “Nain”, Muntilan, saya sangat senang—dan sekaligus tertantang. Sejauh ini, dalam pelatihan tulis-menulis, saya lebih banyak berhadapan dengan peserta dewasa. Pernah juga selama dua tahun mengajar kelas kreatif untuk anak kelas 6-8. Jumlah peserta juga terbatas, maksimal 20 orang. Nah, kali ini pesertanya lebih muda: anak-anak kelas 3-6 SD—dan, seluruhnya berjumlah 64 orang! Sejumlah pertanyaan berkelebatan dalam benak saya. Bagaimana menyiapkan materi pelatihan yang memotivasi anak-anak itu sehingga mereka dapat menyadari bahwa tulis-menulis itu aktivitas yang asyik dan menyenangkan? Bagaimana metode dan pendekatan pelatihan yang tepat untuk mereka? Dan, bagaimana menaklukkan anak-anak kecil sebanyak itu, yang tentu sulit diatur karena memang sedang lasak-lasaknya? Saat mengaja

"Mulholland Dr." (David Lynch, AS, 2001), The Best Film of the 21st Century

Image
Saya tertarik menonton film ini karena penasaran. Mulholland Drive baru saja ditabalkan sebagai Film Terbaik Abad ke-21 oleh BBC. Pilihan ini berdasarkan polling yang diikuti 177 kritikus dari seluruh dunia, termasuk satu orang dari Indonesia, yaitu Eric Sasono. Kisahnya memang unik. Seorang perempuan muda selamat dari upaya pembunuhan karena terjadi kecelakaan saat mereka berada di Mulholland Drive. Perempuan ini meloloskan diri, lalu bersembunyi di sebuah apartemen. Ke apartemen itu datanglah perempuan muda lain, Betty, yang ke Hollywood untuk mengikuti audisi. Ketika mereka bertemu, perempuan itu mengaku bernama Rita, namun tidak dapat mengingat identitas dirinya. Ia membawa satu tas berisi segepok uang dan kotak biru berlubang kunci. Betty tergerak untuk menolong Rita menemukan kembali identitasnya. Kisah ini dijalin dengan proses Betty mengikuti audisi dan kisah seorang sutradara yang terpaksa mendapuk seorang bintang film yang tidak disukainya. Sampai kira-kira pertengahan fi

Relung Renung: Kristus Rumah Kita

Image
Bacaan Alkitab: Yohanes 15:1-8 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. (Yohanes 15:4a) Dalam bahasa Inggris ada house dan ada home. Kita hanya mengenal kata “rumah” untuk menerjemahkan keduanya. House ialah bangunan fisik tempat tinggal, adapun home mengacu pada hubungan yang penuh makna antara manusia dan tempat huniannya. Home mewakili tempat yang paling membuat kita kerasan di dunia ini. Itulah kira-kira yang dimaksudkan Yesus Kristus ketika Dia menghendaki agar kita tinggal di dalam Dia. Dalam bahasa Yunani, kata tinggal itu memiliki konteks yang luas. Berkaitan dengan tempat, tinggal berarti menetap, berdiam, tidak meninggalkan, senantiasa hadir. Berkaitan dengan waktu, tinggal berarti berlangsung terus-menerus, bertahan, berjaga-jaga, tidak binasa, langgeng. Berkaitan dengan keadaan, tinggal berarti tetap seperti semula, tidak berubah. Selain itu, tinggal juga berarti menantikan seseorang. Dengan memadukan berbagai pengertian tersebut, tinggal di dalam Kristus dapat d