Posts

Menggugat Sejarah Kelam Anak Luar Nikah

Image
  Judul Buku: Perkumpulan Anak Luar Nikah; Penulis: Grace Suryani Tioso; Penerbit: Noura Books (Cetakan Pertama, 2023); Tebal: 396 hal. Martha, ibu rumah tangga cerdas istri dosen di Singapura, bekerja sama dengan Yuni, sepupunya, ibu rumah tangga penyelidik andal istri bakul kecap di Klaten, mengelola akun @duolion163 di Twitter. Melalui akun itu, mereka memaparkan latar belakang para politisi yang bertarung di pileg, membantu para pemilih untuk lebih cerdas dalam berdemokrasi. Akun tersebut mendapatkan sambutan hangat dari netijen, tapi orang-orang terdekat Martha malah mengkhawatirkan keselamatannya. Siapa mengira, hantaman justru datang dari arah yang tak terduga: Martha dituduh memalsukan dokumen saat mengajukan beasiswa untuk kuliah di Singapura. Dunia Martha pun jungkir-balik. Perkumpulan Anak Luar Nikah (PALN), novel pertaama Grace Tioso, penulis Indonesia yang bermukim di Singapura, lalu   mengajak pembaca menelusuri teka-teki tersebut: Benarkah Martha melaku...

The Auditors bergerak gesit, seru, dan menegangkan

Image
  The Auditors (Kwon Young-il dan Joo Sang-gyu, 2024) Pengin nonton drakor menyenangkan kok lama nggak ada yang nyantol. Kalau berdasarkan judul yang generik begitu, drama ini terkesan tak menarik, terlebih lagi saya tak paham dunia audit. Apa kerennya kerja para auditor? Tapi, terbaca sebuah ulasan berjudul: "Shin Ha-kyun is the Sherlock Holmes of corporate corruption." Auditor sebagai detektif? Boleh dicoba kayaknya ini. Kalau dihitung-hitung, nyatanya selama ini saya sangat banyak nonton film atau series yang berbau detektif, misteri, pengungkapan kebenaran, penegakan keadilan. Kisah-kisah itu, di satu sisi, mengajak kita bermain teka-teki dan, di sisi lain, mengajak kita menengok karakter-karakter manusia yang, di sebelah sini, bisa luhur dan menghangatkan hati, meneguhkan lagi keyakinan kita akan kebajikan hidup, dan, di sebelah sana, bisa bengis dan menjijikkan, memaparkan betapa parah kebrobokan ketika manusia membiarkan kejahatan menguasai jiwanya. Ada karya yang suks...

Anatomy of a Javanese

Termangu-mangu di jalan: Terayun-ayun antara nrima ing pandum dan ora edan ora keduman. Ketika dipangku, mati. Ketika dihina, menahan diri mesem sambil mendesis: Titenana. Mengutamakan harmoni, guyub rukun memayu hayuning bawana. Namun, ketika daya tahan jebol, menggeram menerjang mengamuk menerkam. Menggulung lawan. Ketika Petruk duduk di takhta istana tidak serta-merta ia adalah Ratu. Lakone bubar. Keraton terguncang gara-gara tak tentu arah entah kapan tancep kayonnya. Takhta untuk rakyat belum sungguh sempat dinikmati begitu lekas berbalik kembali : rakyat untuk Takhta. Swarga belum tentu nunut. Neraka sudah pasti katut. Hana caraka. Nata bata tiba sanga. Bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap. O, Jagad Dewa Batara!

Bukan a piece of conversation, tapi a piece of confusion

Image
Joko Anwar's Nightmares and Daydreams (Joko Anwar, 2014) Baru nonton 2 episode awal dari 7 episode series ini, Old House dan The Orphan. Tapi rasanya sudah cukup. Tak berminat melanjutkan. Dua episode infantil: dongeng untuk orang dewasa, tapi digarap dengan penceritaan kekanak-kanakan. Dialognya di satu sisi terlalu sederhana--terlalu menyederhanakan masalah; di sisi lain terlalu menjelas-jelaskan (penyakit ini muncul mencolok juga di Perempuan Tanah Jahanam). Dua episode ini makin menegaskan signature Jokan: bagian awal menjanjikan, bagian tengah meleyot, klimaks sempoyongan. Film atau series luar (Amrik), kerap disusul penjelasan (ending explained, misalnya) di sejumlah situs, ditulis oleh pengulas profesional. Karya Jokan biasa disusul lontaran berbagai teori liar para penggemar di medsos, bukan penjelasan telaten pengulas profesional. Subteks: Industri perfilman kita belum mampu untuk menghidupi pengamat film untuk jadi pengulas profesional. Sutradara dan awak film biasanya cu...

120+ Penyanyi Indonesia 80-an: Sebuah Kurasi Memori

Image
  Daftar terdahulu, 80 lagu 80-an , tersusun secepat ingat, sedangkan daftar penyanyi ini perlu menguras usaha lebih ketat (tapi tenang, tidak menguras keuangan negara kok seperti kurasi sastra; cukup menguras gudang memori pribadi saja).   Tadinya, seperti daftar lagu, akan saya batasi 80 penyanyi, tetapi akhirnya saya biarkan terus bertambah mengingat niatnya rada beda: mencatat daya jelajah musikal saya, mengingat mana saja penyanyi yang mendampingi perjalanan hidup saya dari akhir SD sampai awal kuliah (1980-1989), dan sedikit banyak memperlihatkan keragaman lintas genre blantika musik kita.   Batasan yang saya pilih: satu penyanyi satu lagu. Ini meringankan, sekaligus menyulitkan. Meringankan karena tidak perlu sampel banyak-banyak. Menyulitkan, bagaimana memilih hanya satu lagu dari seorang penyanyi, apalagi yang menelurkan banyak hit? Apa kriterianya? Yang terbaik, yang ikonik? Wah, saya tidak punya kapasitas untuk merekomendasikan lagu paling unggul dari...