Posts

Pemilu Masa Orde Baru

Image
SHP Perangko Pemilu 1987 (Sumber: https://m7network.wordpress.com)   PEMILU 1987. Pemilu pertamaku. Pemilu yang memancing gairahku untuk ikut larut dalam hura-hura kampanye sekaligus Pemilu yang memadamkan minatku untuk berkecimpung dalam urusan politik. Sebagai bagian dari kaum minoritas Kristen, tidak terpikir olehku untuk memilih Partai Hijau. Pilihan yang tersisa tinggal Partai Kuning atau Partai Merah. Kuning adalah kepastian. Kuning adalah kejayaan, kebesaran, dan kemenangan. Kampanyenya megah, kolosal, tetapi juga santun, tertib, dan formal. Langkah penuh keyakinan sang juara bertahan bahwa dalam pertandingan kali ini dia pula yang bakal keluar sebagai pemenang. Tak tergantikan. Mungkin justru karena itu, Merah malah tampak menggoda. Sadar dirinya toh bakal kebagian jatah sebagai juru kunci, ia berkelit untuk mencuri nilai di sana-sini---kemenangan-kemenangan kecil yang sudah menggembirakan jika berhasil membikin si Kuning meradang. Pasukannya tidak banyak, tetapi lebih berdenyu

Eksil Memporak-Porandakan Jiwa, Menyayat Hati

Image
  Eksil (Lola Amaria, 2022) Eksil mengikuti kisah para eksil yang terdampar dan tak bisa pulang ke Indonesia pasca-peristiwa Gerakan 30 September. Betul-betul film yang memporak-porandakan jiwa, lebih menyayat hati daripada The Graves of the Fireflies. Sayangnya, Anda perlu buru-buru jika pengin menontonnya di layar lebar sebelum film ini rontok dari bioskop yang kurang ramah terhadap film "berat" semacam ini. Seorang pengguna X/Twitter di Medan bercerita, "Tadi ada Mbak dan Mas-nya mau beli tiket nonton ‘Eksil’ karena kehabisan tiket ‘Agak Laen.’ Trus Mbak penjaga bioskop-nya dengan sigap nge-info-in, “Kakak kayaknya lebih cocok nonton film horor aja. Ini ‘Eksil’ kayak wawancara dan cerita-cerita gitu.” Monangis.😭" Di Yogya, pada hari pertama ada delapan kali penayangan, pada hari kedua tinggal lima kali. Entah besok. Di tengah musim kampanye yang masih tetap (atau malah makin) memuakkan kali ini, ada tercetus dalam benak saya, "Duh Gusti, apa sih dosa bangsa

The Greatest Night in Pop (Bao Nguyen, 2024)

Image
  Bikin haru saja. Bikin terkenang-kenang era memble tapi kece 1980-an ketika We Are the World membahana di seluruh dunia, menguatkan kesadaran akan musibah kelaparan di Etiopia. Sebenarnya yang lebih akrab di telinga saya versi tiruan artis-artis Indonesia yang membentuk Suara Persaudaraan, menyanyikan Anak-Anak Terang, lagu karya keroyokan James F. Sundah, Adjie Soetama, BJ Rianto, Addie MS, Imaniar Noorsaid, Lydia Noorsaid, Utha Likumahuwa, dan Chris Manusama. Nyanyi rame-rame jadi tren selama beberapa waktu. Lalu, ketika saya bergabung dengan sebuah gereja karismatik, berapi-api dalam cinta mula-mula, mengejar surga menyingkiri dunia, We Are the World termasuk lagu yang dihantam, tabu didengarkan, biar tidak melunturkan iman. Alasannya? Meskipun bukan seperti lagu-lagu rock satanik, itu lagu, satu, humanis, tidak meninggikan Tuhan, tapi mengagungkan manusia. Dua, itu lagu memelintirkan firman Tuhan. Yesus menolak godaan Iblis di padang gurun untuk mengubah batu menjadi roti, tapi b

Makan Siang Bareng Kanca Lawas yang Punya Talenta Terpendam dalam Masak-Memasak

Image
Siapa bakal menolak jika seorang kanca lawas mengajak makan bareng menikmati sajian spesial bikinannya sendiri? Ketika saya iseng memajang hasil survei ayam geprek terenak di Yogya comotan dari Twitter/X, Mbak Yekti nongol berkomentar, "Mas, cobain ayam geprekku ya, biar bisa ikutan kompetisi!" Ah, undangan ini sayang untuk dilewatkan. Semesta mendukung, mumpung cuaca cerah di musim hujan yang terlambat datang, Sabtu (7/1) menjelang makan siang kami--Rina dan saya--meluncur ke "Ayam Bakar & Sambal Gami Oma Jogja" di Perumahan Griya Damai, selatan Pasar Kolombo, Jl. Kaliurang. Mbak Yekti teman seangkatan di SMA 3 Temanggung, dia A2 (Biologi), saya A1 (Fisika). Meskipun beda kelas, kami bisa lumayan akrab karena jumlah murid satu sekolah memang tak banyak. Kami baru bertemu lagi pada akhir 2016 saat reuni angkatan. Pulangnya, saya tahu tidak mungkin balik ke Yogya naik bus umum, bisa terjebak macet atau malah tidak ada bus sama sekali. Mbak Yekti, yang datang dia

My Top 10 Favorite Films & Series of 2023

Image
10 Autobiography (Makbul Mubarak) Endingnya, menurut saya, keseleo. Mungkin mau menunjukkan gejala khas negeri ini: kongkalikong tentara dan polisi menutupi kasus demi kepentingan yang konon lebih besar. Tapi, apa keuntungan mereka akur "memelihara" Rakib? (Hehe, bikin Top 10 kok ya masih nyinyir). 9 Asteroid City (Wes Anderson) Variety memasukkannya ke dalam daftar film terburuk. Are you dumb or something? Moron! 8 The Caine Mutiny Court-Martial (William Friedkin) Di luar adegan penutup yang menohok, rangkaian adegan hanya berlangsung di ruang sidang, tanpa flashback, tapi, dengan sudut pengambilan gambar dan editing yang jitu serta runtunan dialog tajam, sukses memukau penonton menyimak perkembangan karakter dan penyingkapan kasus. Lebih kuat dari dua drama persidangan lainnya: Anatomy of a Fall dan The Burial . 7 Nanpakal Nerathu Mayakkam (Lijo Jose Pellissery) Tidur siang tak bakal sama lagi setelah nonton film ini. Mammootty's brilliant. 6 Pesantren (Shalahuddi

Orang Kristen dan Bangsa Israel: Sebuah Refleksi Pribadi

Image
Jesus weeping over Jerusalem (Evangelistary of Otto III) - Wikimedia Commons Orang Kristen mengetahui rencana agung Allah bagi dunia ini bukan dengan melihat apa yang terjadi kepada bangsa Israel, melainkan dengan melihat Yesus Kristus. Orang Kristen tidak serta-merta mendukung apa pun aksi negara Israel sebagaimana kita tidak begitu saja mendukung setiap perbuatan bangsa Israel yang tercatat di dalam Kitab Suci; karena itu, orang Kristen juga tidak menilai aksi-aksi negara Israel saat ini berdasarkan nubuatan yang tidak relevan dan dicocok-cocokkan, melainkan berdasarkan standar Perjanjian Baru: hukum kasih dan buah Roh serta Matius 25:31-46. Orang Kristen menyadari bahwa, di dalam Kristus, Tanah Suci atau Tanah Perjanjian itu tidak lagi berkaitan dengan wilayah geografis bangsa Israel, melainkan mencakup wilayah Kerajaan Allah, suatu kerajaan rohani dan kerajaan kebenaran, yang terus meluas sampai ke ujung bumi (Yohanes 4:21-24; Kisah Para Rasul 1:8). Orang Kristen tidak menanti-na