Posts

Mangga yang Nikmat

Image
"Bu, Mas Anto dan teman-temannya mau mencuri mangga di kebun Pak Jono!" lapor Nano kepada ibunya. "Ha?! Dari mana kamu tahu?" Mereka membicarakannya di belakang. Saya sedang di sumur. Saya dengar semua pembicaraan mereka. Mereka sedang ke sana sekarang." "Oh!" Ibu menggeleng-gelengkan kepala. "Ehm, Nano...." Ibu membisikkan sesuatu kepada Nano. Kemudian, terlihat Nano tersenyum berseri. Nano segera melesat lari menyusul kakaknya. Ya, untung mereka belum amat jauh berjalan. "Maaas, Mas Anto! Tunggu!" Keempat bocah laki-laki itu menoleh. "Mas, kamu dipanggil Ibu. Ibu perlu bantuanmu." "Lho, 'kan ada kamu. Masa kamu tidak bisa membantu." "Aku sedang disuruh membeli gula. Weeek! Cepat sana! Ibu menunggu!" Anto mau menjitak kepala adiknya. Tapi Nano gesit dan berhasil menghindar. Sempat pula menjulurkan lidah, mengejek kakaknya. "Huh, sial! Tunggu se...

Bukan Remisi

Bacaan Alkitab: Mazmur 51:1-8 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! (Mazmur 51:3) Seorang narapidana memperoleh remisi antara lain karena dianggap berkelakuan baik selama berada di dalam penjara. Kebaikan membuahkan pengurangan hukuman. Anugerah Allah bekerja sebaliknya. Dia mencurahkan anugerah justru karena kita durhaka dan tidak mampu memperbaiki diri dengan kekuatan sendiri. Daud menyadari hal itu. Ketika berzinah dengan Batsyeba, ia sedang berada di puncak kejayaan sebagai raja Israel. Bangsanya mengenalnya sejak ia menjadi pahlawan kecil yang secara mengejutkan menumbangkan raksasa Goliat. Selanjutnya ia memimpin pasukan Israel ke dalam berbagai kemenangan sehingga ia dielu-elukan oleh rakyat. Ketika akhirnya menjadi raja, ia juga mencatat prestasi mengesankan: mengembalikan ke Yerusalem tabut Allah yang dirampas bangsa Filistin, meraih sekian banyak kemenangan militer, dan menunjukkan kebaikan yang tu...

'Di Timur Matahari' Bukan Hiburan Anak-Anak

Image
—Maaf, Ada Spoiler— Beberapa tahun belakangan, Alenia Pictures menancapkan ciri khas tersendiri di tengah perfilman Indonesia. Mereka menyajikan film-film yang: (1) mengangkat dunia anak-anak, (2) menampilkan latar tempat yang eksotis, namun sayangnya: (3) jelujuran ceritanya cenderung agak kedodoran. Bagaimana dengan Di Timur Matahari , yang kembali ditangani Ari Sihasale, ini? Dua ciri pertama tetap hadir secara memikat. Ciri ketiga, sungguh menyenangkan, kali ini tereliminasi. Cerita meliuk pelan dan mulus sampai... ya, sampai kita disodori sebuah ending yang perlu dibubuhi catatan tebal. Tapi, nanti saja pembahasannya. Saya ingin menebarkan pujian lebih dulu. Seperti film pertamanya, Denias: Senandung di Atas Awan , Alenia kembali memaparkan kemolekan alam Papua. Sejak membaca Romo Rahadi pada waktu SMP dan bersua dengan kota kecil bernama unik, Enarotali, saya bermimpi untuk suatu saat menyambangi pulau ini (mimpi yang sampai saat ini belum terwujud). Maka, memandang kee...

Kiat Menulis dan Menerbitkan Buku

Image
"Saya ingin membuat sebuah buku dan seorang anak, sebab hanya dengan cara itulah kita bisa mengatasi kematian: benda yang terbuat dari kertas dan benda yang terbuat dari daging. Permainan cinta semata-mata, hanya demi kenikmatan belaka, merupakan hal yang tolol; tidak ada hasil yang bisa diperoleh dari hal itu. Tetapi kematian saya bisa mempunyai makna kalau seseorang menggantikan saya dan meneruskan kehidupan saya. Dan saya menulis buku, bukan untuk memperoleh sukses sekarang, tetapi dengan harapan bahwa seribu tahun yang akan datang buku itu paling tidak masih masuk dalam daftar kepustakaan atau dalam catatan kaki.” ---Umberto Eco Menulis untuk melampiaskan perasaan. Menulis untuk menuangkan gagasan. Menulis untuk menyebarkan informasi. Menulis untuk berbagi pengalaman hidup. Menulis untuk bersenang-senang. Menulis untuk mencari uang. Begitulah berbagai motivasi orang mencebur ke dalam dunia kepenulisan. Tulisan kita dapat menjadi jembatan komunikasi untuk meny...

Balada Tresna dan Karsa

Panggilan hidup manusia itu adalah mengenal Allah dan mengasihi sesama. Dua orang sahabat, Tresna dan Karsa, menyepakati hal itu. Namun, mereka menempuh jalan yang berbeda untuk menerapkannya. Tresna dengan tekun terus berlari mengejar panggilan hidupnya, dan dalam berlari itu ia yakin bahwa Tuhan memelihara dirinya dan mencukupi kebutuhannya—dalam keadaan apa pun. Karsa dengan gigih berupaya meraih berbagai kemenangan dan kesuksesan dalam hidup ini, dan dengan itu ia yakin bahwa ia akan dapat mengejar panggilan hidupnya secara lebih efektif. Ada perbedaan yang besar—sangat besar—dalam kedua pendekatan itu. Bagi Karsa, hidup adalah tentang bagaimana menjadikan Bapa tersenyum bangga melihat betapa gagahnya kita. Bagi Tresna, hidup adalah tentang bagaimana memandang wajah Bapa dan mendapatkan kekuatan dari senyum-Nya. Bagi Karsa, hidup adalah membangun impian, meretas kerutinan hidup, mengejar perkara yang hebat-hebat dan luar biasa. "Engkau diciptakan untuk terbang tinggi, Kawan. T...

Kartini Masih Mengelus Dada

Image
Pertama kali membaca surat-surat Kartini, melalui terjemahan Sulastin Sutrisno Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya (1979), saya masih SMP. Takjub saya. Bukan saja untaian bahasanya amat elok, butir-butir gagasan yang diungkapkan putri Jepara ini begitu bernas dan cemerlang. Dan, ia baru belasan tahun saat menulisnya! Apa rahasianya? Lingkungan dan pendidikan semacam apa yang mengasahnya? Mengingat ia lahir pada masa kolonial, mengapa justru ketika republik ini sudah merdeka, tidak muncul remaja-remaja yang semumpuni itu, menawarkan pemikiran yang matang dan berdaya gugah? Pertanyaan-pertanyaan itu membuntuti saya bila mengenang Kartini. Ah, mungkin setiap zaman melahirkan kaum geniusnya masing-masing. Hampir tiga puluh tahun kemudian, saya bisa menilik sosok Kartini secara lebih dekat---dan menangkap kilasan jawaban atas pertanyaan tadi. Kali ini bukan melalui buku, melainkan film. ”Raden Ajeng Kartini” judulnya, garapan Sjuman Djaya tahun 1983, diedarkan dala...

Kekerasan, Kekecewaan, dan Kabut

Image
Wajah Indonesia dalam Tiga Film The Raid (Gareth Huw Evans), Mata Tertutup (Garin Nugroho), dan Negeri di Bawah Kabut (Shalahuddin Siregar) adalah tiga film berbeda genre yang menampilkan keindonesiaan secara menggelitik. The Rain film laga superkeras yang sensasional. Mata Tertutup film drama semi dokumenter berdasarkan riset tentang Negara Islam Indonesia (NII). Adapun Negeri di Bawah Kabut mendokumentasikan keseharian petani di lereng Gunung Merbabu. Indonesia seperti apa yang tersua dalam ketiganya? Kekerasan yang Mentah Kita sudah menyumbangkan kosa kata amuk ke kancah dunia, dan kini menyodorkan The Raid. Sejak premier di Festival Film Internasional Toronto 2011, film ini memantik perbincangan seru, terutama menyoroti taraf kekerasannya yang belum ada presedennya dalam perfilman Indonesia—mungkin juga dunia. Andrew O'Hehir, kritikus film Salon, tak segan menyebutnya an instant action classic. Ketika dirilis serentak di Indonesia, AS, Kanada, Australia, dan...