Mengatur Konsumsi Media
Diet ternyata tak cuma berurusan
dengan makanan. Konsumsi media pun perlu diatur. Lebih dini, lebih baik.
Menurut
Salman Faridi, koordinator Aksi Hari Tanpa Televisi 2009 di Yogyakarta, waktu
yang dihabiskan anak-anak untuk menonton televisi mencapai 1.500 jam per tahun
(kira-kira 4 jam per hari). Padahal, waktu belajar mereka hanya sekitar 750 jam
per tahun. Hanya separuhnya!
Itu
baru menonton televisi. Teresa Orange dan Louise O’Flynn dalam The Media Diet fo Kids memaparkan data
konsumsi layar kaca yang mencakup juga menonton video, main game, dan berselancar di internet.
Menurut data 2004, anak-anak usia 11-15 tahun 53 jam seminggu di depan layar
kaca---lebih dari 7 jam per hari!
Artinya,
konsumsi layar kaca mereka bukan lagi dalam taraf yang sehat, melainkan sudah
mengarah pada kecanduan. Di sinilah pentingnya orangtua menerapkan diet media
bagi keluarga.
Menerapkan
diet berarti menyeimbangkan konsumsi media dalam kehidupan keluarga. Orangtua
perlu tega menjauhkan anak dari layar kaca. Agar pendekatan ini efektif, orangtua
mesti menyiapkan aktivitas pengganti yang baik.
Membatasi Media
Jangan biarkan teve terus
menyala. Ruang keluarga rumah Anda bukan ruang tunggu apotek 24 jam. Begitu
juga dengan game komputer, play station, atau koneksi internet.
Buatlah jadwal harian, kapan saja anak-anak boleh menyalakan layar kaca.
Lebih
baik, konsumsi media elektronik tidak dijadikan rutinitas, melainkan ”hadiah”.
Setelah anak menyelesaikan PR, mengerjakan tugas rumah atau aktivitas tertentu,
barulah mereka bisa sejenak nonton film atau bermain game.
Selain
pembatasan waktu, pemilahan program juga perlu. Pantaulah acara teve yang
ditonton, game yang dimainkan, dan
situs internet yang dijelajahi. Jauhkan program yang berbau kekerasan dan seks.
Sedapat mungkin dampingilah mereka, dan ajaklah mereka mendiskusikan tayangan
media tersebut.
Jangan
tempatkan teve di kamar anak (juga di kamar Anda). Komputer yang terhubung
dengan internet sebaiknya juga dipasang di ruang keluarga untuk memudahkan
pemantauan.
Aktivitas Pengganti
Hanya membatasi tanpa menyediakan
aktivitas pengganti tentulah tidak efektif. Aktivitas pengganti diperlukan agar
kehidupan anak menjadi seimbang, tidak melulu terserap di depan layar kaca.
Pembatasan waktu
konsumsi media menyediakan ruang untuk mengisi jadwal dengan aktivitas yang
berkualitas. Orange dan O’Flynn menyarankan enam aktivitas berikut ini:
mengobrol, membaca, mengembangkan bakat dan kreativitas, berolahraga, membantu
di rumah, dan bermain.
Masa kanak-kanak
adalah masa terbaik untuk meletakkan landasan bagi pengembangan daya kognitif,
afektif, dan psikomotorik mereka. Anak-anak juga sangat memerlukan aktivitas
yang menuntut mereka untuk banyak bergerak, yang sangat bagus bagi perkembangan
dan kebugaran fisik mereka. Aktivitas yang beragam dan seimbang akan
mengembangkan masing-masing ranah tersebut secara optimal.
“Anak-anak membantu kalau diminta, tapi biasanya
mereka bermain-main saja: itulah kewajiban anak-anak yang paling utama,” kata
Paulo Coelho. Jangan biarkan anak-anak yang seharusnya bertumbuh gesit dan
kreatif menjadi si bocah pasif yang tersihir oleh gemerlap layar kaca. ***
Comments
Post a Comment