Tiga Jalan Hidup: Tiga Kematian (Bagian 3 dari 6 Tulisan)
Ketika manusia memakan
buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, saat itulah “dosa
masuk ke dalam dunia.” Dengan tidak menaati perintah Allah, manusia memisahkan
dirinya dari Allah. Dosa ini serta-merta merusak hubungan mereka dengan Allah:
bukannya mengasihi Allah, mereka takut terhadap-Nya; bukannya menyambut
kedatangan-Nya untuk bersekutu, mereka menyembunyikan diri dari hadapan-Nya
(Kejadian 3:8).
Allah berkata bahwa
manusia akan mati bila ia tidak taat, dan Allah tidak berdusta. Upah dosa ialah
maut (Roma 6:23). Kematian atau maut berarti pemisahan, dan saat manusia
berbuat dosa, ia langsung terpisah dari Allah. Manusia kehilangan kapasitas
untuk menjalin hubungan kasih dengan Allah. Ia mati secara rohani (Efesus 4:18).
Manusia juga mulai mati
secara fisik. Tubuhnya rentan terhadap sakit penyakit, kecelakaan, dan penuaan,
dan suatu ketika kehidupan akan meninggalkannya. Ia akan mati secara jasmani
(Ibrani 9:27).
Tidak berhenti sampai di
situ. Dosa menurun pula kepada anak-anak Adam dan Hawa. Manusia yang semula
diciptakan menurut rupa dan gambar Allah sekarang diperanakkan menurut rupa dan
gambar Adam (Kejadian 5:3). Sekarang manusia mewarisi kondisi Adam yang mati
secara rohani. Seperti polusi yang terjadi di mata air sebuah sungai, racun
dosa mengalir kepada seluruh keturunan Adam. Oleh dosa satu orang, dosa masuk
ke dalam dunia (Roma 5:12), mendatangkan maut kepada semua manusia (ayat 15),
mendatangkan penghukuman bagi semua orang (ayat 18), dan membuat semua manusia
menjadi manusia yang berdosa (ayat 19).
Dosa—sikap hati yang memusuhi dan memberontak terhadap
Allah—menguasai setiap orang. Bukan berarti setiap orang menjadi jahat dan
bobrok, senantiasa berbuat dosa, tidak tahu membedakan yang baik dan yang
jahat. Tidak demikian. Akan tetapi, kondisi hati yang berdosa itu memengaruhi
seluruh aspek kehidupan manusia seperti akar memengaruhi seluruh pohon. Seperti
dikatakan R.C. Sproul, “Kita semua orang berdosa
bukan karena kita telah berbuat dosa, tetapi kita berbuat dosa karena kita
adalah orang berdosa.”
Firman Tuhan menegaskan, “Dari dalam, dari hati orang, timbul segala
pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan,
kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan”
(Markus 7:21-22). Daftar itu mencakup pikiran, ucapan, dan tindakan. Hal itu
memperlihatkan bahwa semua wujud dosa itu menjijikkan di mata Allah. Hal itu
juga menyadarkan bahwa tidak seorang pun dapat terluput dari dosa: seseorang
mungkin dapat menahan diri tidak melakukan tindakan dosa, tetapi siapa yang
dapat mengklaim dirinya terbebas dari pikiran yang berdosa?
Jika manusia terus berada di dalam kondisi ini dan tidak menerima
pertolongan, ia akan terpisah dari Allah untuk selama-lamanya. Ia akan mengalami kematian yang
ketiga, yaitu kematian kekal (Wahyu 21:8). ***
Comments
Post a Comment