Insya Allah

Melainkan patutlah kamu berkata, "Insya Allah, kita akan hidup membuat ini atau itu." (Yakobus 4:15, TL)

Dulu saya agak jengah dengan istilah “insya Allah.” Bukan saja terasa asing di telinga, istilah itu rasanya menggambarkan iman yang ragu-ragu, kurang yakin dalam mengklaim janji dan pemeliharaan Allah bagi kehidupan kita. Benarkah demikian?

“Insya Allah” secara sederhana berarti “jika Tuhan menghendakinya,” seperti yang digunakan tim penerjemah Alkitab Terjemahan Baru. Namun, dalam Alkitab Terjemahan Lama, para penerjemah memilih untuk meminjam ungkapan dari bahasa Arab itu. Selain dalam nas hari ini, istilah itu juga muncul dalam janji Paulus kepada jemaat Efesus (Kisah Para Rasul 18:21) dan jemaat Korintus (1 Korintus 4:19). Saya jadi berpikir ulang. O, ternyata yang teguh dan pasti itu adalah janji Allah; adapun janji dan rencana manusia itu sudah sepantasnya, seperti ditegaskan Yakobus, dibungkus dengan “insya Allah.” Kita dapat memberikan janji dan menyusun rencana, dan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhinya, tetapi kita tidak dapat memastikan apa yang akan terjadi pada masa depan.

"Insya Allah," dengan demikian, adalah suatu ungkapan kerendahan hati: kesadaran bahwa bukan kita yang memiliki dan menentukan masa depan; bahwa rencana terbaik kita tidak senantiasa selaras dengan rencana terbaik Tuhan; bahwa kita serba terbatas di hadapan kemahakuasaan dan kemahatahuan-Nya. Dengan itu, kita memberi ruang bagi-Nya untuk mengubah dan meluruskan langkah kita. Sekaligus kita mengakui bahwa masa depan terbaik kita ada di dalam tangan-Nya.

Baca: Yakobus 4:13-17
PERENUNGAN: Bagaimana kebiasaan Anda dalam memberikan janji dan menyusun rencana hidup selama ini? Sungguhkah Anda melibatkan kehendak Tuhan di dalamnya?
PENERAPAN: Bagaimana pengertian akan makna “insya Allah” ini mengubah Anda dalam memberikan janji dan menyusun rencana hidup?

Comments

  1. kenyataannya "insya Allah" hanya dipakai untuk menghindari sesuatu karena malas. misal ada seseorang yg mengundang kita untuk hadir, tp krn kita malas menghadirinya seringkali untuk menolaknya dg berkata "insya Allah". jadi esensi "insya Allah jadi tidak seperti artinya.

    ReplyDelete
  2. baru keliling.... trus.... lihat ini. bagus nih.... Insya Allah.

    ReplyDelete
  3. Bos... tak pinjam tulisane yo... linknya klik idku wae.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

7 Humor Natal yang Bikin Terpingkal-pingkal

Edisi Koleksi Terbatas 50 Tahun Majalah Bobo Cerpen & Dongeng: Benarkah “Terbaik Sepanjang Masa”?

Setengah Hari di Rumah Atsiri