tak tepermanai

untuk kain lampin dan palungan
untuk para gembala yang boleh menyentuh kulitmu
untuk hardikan pada si penggoda di padang gurun
untuk sentuhan yang menghidupkan putra tunggal sang janda
untuk pangkuan yang menyambut anak-anak
untuk tidak melemparkan batu kepada perempuan pezinah
untuk tangisan di kubur seorang sahabat
untuk tawa yang larut dalam riak ombak danau galilea
untuk pertanyaan yang pelik: "siapakah aku menurutmu?"
untuk pengajaran yang sungsang: mengasihi musuh--engkau serius?
untuk perumpamaan yang sederhana tapi misterius--biji sesawi, ragi, benih yang tumbuh
untuk kain lenan dan baskom
untuk roti, anggur, dan percakapan yang panjang di ruang atas
untuk rasa sepi dan rasa takut yang kaubiarkan menyergap di taman
untuk keringat darah yang menitik di dahi
untuk tubuh yang telanjang di palang
untuk tujuh ucapan yang berlumur darah dan kenyerian
untuk kubur yang kosong
untuk langit yang biru dan awan yang menutupimu dari pandangan...

terima kasih tak tepermanai

Comments

Popular posts from this blog

7 Humor Natal yang Bikin Terpingkal-pingkal

Edisi Koleksi Terbatas 50 Tahun Majalah Bobo Cerpen & Dongeng: Benarkah “Terbaik Sepanjang Masa”?

Setengah Hari di Rumah Atsiri