Barang Baru

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 17:10-21
Adapun orang-orang Atena dan orang-orang asing yang tinggal di situ tidak mempunyai waktu untuk sesuatu selain untuk mengatakan atau mendengar segala sesuatu yang baru. (Kisah Para Rasul 17:21)


Anda sempat terkena demam Facebook? Melalui situs jaringan sosial ini, kita dapat saling berbagi informasi dan aktivitas dengan teman-teman kita melalui komentar, tulisan, foto, atau video. Para pengguna Facebook rata-rata rajin memperbarui informasi mereka sehingga setiap kali menilik situs ini biasanya ada saja kabar yang baru. Unsur kebaruan ini berdaya pikat kuat sampai membuat sebagian orang ketagihan.

Seandainya penduduk Atena hidup pada zaman ini, kemungkinan besar mereka keranjingan Facebook. Mereka pun haus akan kebaruan dan senang bergunjing. Mereka tertarik pada ajaran Paulus bukan karena menganggapnya sebagai ajaran yang baik, melainkan sebagai “barang baru” yang asyik untuk dipergunjingkan—sampai mereka bosan, dan menemukan barang baru yang lain lagi.

Gaya hidup orang Atena itu nyatanya terus membuntuti kita sampai sekarang, termasuk dalam cara pemahaman Alkitab. Kita menyukai dan menginginkan topik khotbah atau ajaran yang baru. Kita juga sudah merasa puas dengan mendengarkan dan membicarakan firman Tuhan. Akibatnya, kita bisa tahu banyak hal seputar firman Tuhan, tetapi hanya secara dangkal.

Untuk menghindari sindroma orang Atena ini, kita dapat mengikuti jejak orang Berea (ayat 11). Mereka tidak begitu saja terpukau pada suatu ajaran baru, tetapi meneliti apakah hal itu benar-benar baik dan selaras dengan firman Tuhan. Kita juga bukan hanya menjadikan firman Tuhan sebagai bahan pembicaraan, melainkan menghayati dan mengamalkannya dalam keseharian. Dengan demikian, pemahaman kita akan semakin kuat dan mendalam.


Relung Renung: 
Jarak antara kedangkalan dan kedalaman pemahaman hanya dapat dijembatani dengan ketekunan untuk belajar.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

7 Humor Natal yang Bikin Terpingkal-pingkal

Edisi Koleksi Terbatas 50 Tahun Majalah Bobo Cerpen & Dongeng: Benarkah “Terbaik Sepanjang Masa”?

Setengah Hari di Rumah Atsiri