Petualangan Edan Kapten Jack



Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest (Gore Verbinski, 2006)

Film sebagai bahan refleksi tentang apa saja. Hehe, serius amat. Nyatanya, tak jarang kita nonton film cuma untuk ketawa, untuk bersenang-senang, untuk melonggarkan otot dari ketegangan, untuk mencairkan kejenuhan. Kadang-kadang seperti masuk ke dunia fantasi: naik perahu ayun raksasa yang membikin kita memekik di ketinggian, menjajal wahana luncur-gulung yang menggenjot jantung empot-empotan. Di lain waktu serasa pelarian: memimpikan petualangan mendebarkan di bagian-bagian dunia yang serbaliar, penuh rahasia, dan menjanjikan harta karun terpendam. Saat kita membiarkan diri kita disergap oleh aliran citra hidup yang terpancar dari layar lebar di depan mata.

Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest mengingatkan kembali akan daya pikat itu. Meski bisa saja mencoba repot-repot menggali makna di balik kompas, kunci, peti, kebakaan, harga tebusan nyawa Jack Sparrow, atau dinamika hubungan ayah-anak -- tapi, sudahlah, tak ada salahnya 'kan kalau kita mencebur dulu ke dalam petualangan edan serbategang, namun sekaligus serbangakak, bukan?

Di film terdahulu, Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl, Johnny Depp, eh Kapten Jack Sparrow, muncul dengan berkibar-kibar di tiang layar. Di sini? Dor! Dia muncul dari dalam... peti mati! Lalu, dia mendayungnya dengan potongan tulang lengan manusia, membawa kita ke dalam pelayaran yang menggigilkan, namun juga penuh kelakar.

Kelakar pertama berlangsung di pulau yang rasanya pernah didiami oleh King Kong. Sang kapten disembah-sembah sebagai dewa oleh penduduk setempat. Tapi, tunggu dulu! Mereka juga siap-siap untuk memanggang dan menyantapnya! Awak kapal yang lain, plus Will Turner yang datang mencari Jack, diringkus dalam takraw raksasa yang digelantungkan di antara dua tebing. Lalu, tentu saja, terjadi upaya pembebasan yang memadukan kemusykilan film kartun dan kekonyolan Jackie Chan! Adegan takraw terguling-guling itu sendiri terulang dalam duel pamungkas di dalam roda kincir yang menggelinding. (Eh, duel 'kan perang tanding dua jagoan? Kalau melibatkan tiga jagoan, apakah kita menyebutnya triel?)

Di antara gulingan dua roda itulah tergelar pertarungan antara awak Black Pearl dan lawan yang, yah, itu tadi -- betul-betul menggigilkan: Davy Jones si kepala gurita dan awak kapal zombie, The Flying Dutchman, yang menyeruak dari dasar samudera siap mengerkah setiap seteru. Davy Jones tak ayal segera berdiri tegak dalam jajaran penjahat paling mengesankan dalam khasanah film laga petualangan: setanding dengan Darth Vader. Menjijikkan, menggetarkan, namun sekaligus kharismatik: lihatlah bagaimana dia memainkan piano dengan tentakelnya, bak Phantom of the Opera di ceruk rahasianya. Dan kalau sampeyan sudah miris terhadapnya, awas... masih ada monster Kraken yang siap mencabik-cabik kapal!

Kalau Davy Jones sekelas dengan Darth Vader, maka Jack Sparrow mengingatkan kita pada Han Solo, Will Turner pada Luke Skywalker, Elizabeth pada Putri Leia. Tak ketinggalan punokawan ala C3PO dan R2D2, dalam sosok dua bajak laut ahmak. Kalau di The Curse of the Black Pearl, Jack Sparrow kayak badut mabuk dan Elizabeth mirip si cantik yang terseret ke dalam petualangan, di sini keduanya memperlihatkan sisi lain kepribadian mereka -- yang siapa tahu akan terolah kian menarik dalam film ketiga nanti.

Betapa pun, di tengah keriuhan karnaval para tokoh, yang mencuri perhatian dan menancapkan kesan khusus justru si dukun perempuan yang diperankan Naomie Harris: dalam pondok remang itu semestinya ia mewakili aura kegelapan, namun entah bagaimana yang tercuat justru sinar simpati. Ah, bukankah dia yang memberi suluh bagi jagoan kita, menunjukkan cara untuk menelikung muslihat lawan? Mungkin perannya akan lebih terang di film ketiga nanti.

Ya, Dead Man's Chest adalah film pertengahan dari sebuah trilogi. Sebagai film kedua, ia lebih gelap daripada film pertama, dan mau tak mau kita akan membandingkannya dengan Indiana Jones and the Temple of Doom. Ia juga menawarkan ending menggantung, mengikuti jejak The Empire Strikes Back.

Menurut kabar, dalam film ketiga yang direncanakan rilis Mei 2007, akan tampil antara lain Keith Richards, personil The Rolling Stones yang mengilhami akting sedap Depp di film ini, sebagai... siapa lagi kalau bukan bapaknya Jack Sparrow. Jadi, tunggu saja Pirates of the Caribbean: At World's End untuk kegilaan berikutnya.

Comments

Popular posts from this blog

7 Humor Natal yang Bikin Terpingkal-pingkal

Bukan a piece of conversation, tapi a piece of confusion

120+ Penyanyi Indonesia 80-an: Sebuah Kurasi Memori