Warung Jorok, Orang Kaya, dan Pancasila (Kumpulan Esai)

 


Pancasila mestinya tetap, terus, dan malah makin relevan bagi kehidupan berbangsa kita. Seperti sumur inspirasi yang tak kunjung kering airnya, senantiasa menyediakan kesegaran seiring dengan perjalanan zaman. Mestinya.

Sayangnya, seperti diungkapkan oleh Gus Dur, telah "terjadi penyempitan pandangan mengenai Pancasila itu sendiri, yaitu pengertian Pancasila hanya menurut mereka yang berkuasa. Ini berarti pemahaman Pancasila melalui satu jurusan belaka, yaitu jurusan melestarikan kekuasan. Pandangan lain yang menyatakan Pancasila harus dipahami lebih longgar, dilarang sama sekali. Dengan demikian, sebenarnya yang terjadi bukanlah pertentangan mengenai Pancasila itu sendiri, melainkan soal pengertian Pancasila tersebut."

Esai-esai dalam kumpulan ini mencoba mengangankan bagaimana seandainya nilai-nilai Pancasila diamalkan secara konsisten oleh bangsa ini. Sebuah angan. Sebuah harapan. Di tengah berbagai kerumpangan dan penyimpangan atas nilai-nilai yang dijadikan pedoman hidup berbangsa tersebut.

Jika ada sejarah kecil, esai serabutan se-macam ini mungkin bolehlah dilabeli wacana kecil. Sebagaimana sejarah kecil memperkaya sejarah besar, mengisi celah-celah, menampilkan peran tokoh-tokoh di balik layar, memberikan sentuhan insani pada wajah sejarah, wacana kecil menampil-kan sudut pandang wong cilik, perspektif jalanan, celetukan dan keluh-kesah—dan itu tadi: harapan—orang awam terhadap fenomena yang tak sepenuh-nya dia pahami, tapi toh mengundangnya ikut nimbrung berkomentar, dan mudah-mudahan jadi urun pendapat yang memperkaya keragaman gagas-an. Sekaligus sebagai tandingan atas monopoli tafsir Pancasila versi penguasa tadi. Dan, karena dibesut dalam perspektif awam, tidak ndakik-ndakik, mudah-mudahan lalu lebih gampang dicerna oleh orang kebanyakan.

Begitulah niat kumpulan esai ini: menyemai dan memelihara harapan.

Warung Jorok, Orang Kaya, dan Pancasila
Kumpulan Esai
Arie Saptaji
Penerbit: ART Dunia Literasi
Ebook, Juni 2022
Isi: 172 halaman

Tersedia di Google Play Books
https://bit.ly/ars-WJOKP

Comments

Popular posts from this blog

7 Humor Natal yang Bikin Terpingkal-pingkal

Edisi Koleksi Terbatas 50 Tahun Majalah Bobo Cerpen & Dongeng: Benarkah “Terbaik Sepanjang Masa”?

Setengah Hari di Rumah Atsiri